Sebanyak 18 destinasi wisata di DIY berstatus rawan longsor, meliputi kawasan Perbukitan Menoreh, Pegunungan Sewu, hingga Perbukitan Patuk–Imogiri. Informasi ini disampaikan Sekretaris Dispar DIY, Lis Dwi Rahmawati, dalam Forum Wartawan di DPRD DIY, Rabu (3/12).
Lis menyebut kawasan tersebut secara historis berada di wilayah dengan kerentanan bencana tinggi sehingga pengamanan terus dikoordinasikan.
“Karena memang tiga itu sudah bertahun-tahun, memang secara sejarah di sana ada di Merapi, di Menoreh, terus di Gunung Sewu itu memang mereka rawan bencana itu, secara rutin sudah dilakukan koordinasi pengamanan di sana, apalagi di cuaca-cuaca seperti ini, tapi akan kita maksimalkan lagi koordinasinya lewat rapat-rapat koordinasi,” kata Lis kepada awak media dalam agenda tersebut, Rabu (3/12).
Dispar DIY bekerja sama dengan BPBD DIY, Satpol PP, dan pelaku wisata untuk memastikan keamanan wisatawan, terutama pada musim hujan. “Kita mencoba membuat bagaimana teman-teman wisatawan datang secara aman dan nyaman,” kata Lis.
Adapun 18 kawasan rawan longsor tersebut meliputi Nglinggo–Tritis, Puncak Widosari, Puncak Suroloyo, Sendangsono, Embung Tonogoro, Dewi Tinalah, Dewi Jatimulyo, Tumpeng Menoreh, Nglanggeran, Goa Pindul, Kalisuci, Air Terjun Srigethuk, Goa Jomblang, Dewi Wukirsari, Mangunan (Becici, Pengger), Imogiri, HeHa Sky View, dan Bukit Bintang.
Kepala BPBD DIY, Agustinus Ruruh Haryata, mengimbau pengelola wisata untuk membatasi aktivitas saat hujan lebat serta segera melapor jika ditemukan gejala pergerakan tanah.
“Kami mengimbau pengelola wisata untuk membatasi aktivitas saat curah hujan tinggi dan segera berkoordinasi dengan relawan FPRB apabila ditemukan retakan tanah atau peningkatan risiko di lapangan,” ujarnya.
BPBD juga memasang sistem peringatan dini, meningkatkan pemantauan lereng, dan melakukan evaluasi teknis terkait kondisi tanah, drainase, dan stabilitas tebing di kawasan perbukitan.


































