- Beban Administrasi yang Sangat Berat
Jabatan kepala sekolah identik dengan laporan, rapat, koordinasi, dan berkas tanpa akhir. Banyak guru merasa pekerjaan ini menguras energi jauh lebih besar dibanding mengajar. - Tekanan Tanggung Jawab yang Tinggi
Kepala sekolah memikul nama baik sekolah, kualitas guru, kedisiplinan murid, hingga hubungan dengan masyarakat. Risiko disalahkan juga lebih besar. - Konflik Internal yang Tidak Mudah
Mengatur guru bukan hal sederhana. Ada karakter berbeda, ego, senioritas, dan dinamika hubungan yang sering kali membuat guru berpikir dua kali untuk naik jabatan. - Harus Siap Menjadi “Wakil Pemerintah” di Sekolah
Banyak aturan, instruksi, dan kebijakan yang harus dijalankan meski di lapangan tidak selalu sejalan dengan kondisi nyata. Ini membuat posisi kepala sekolah rawan terjepit. - Gangguan Keseimbangan Hidup & Waktu
Kepala sekolah sering harus pulang lebih larut, ikut rapat di luar sekolah, menjadi tuan rumah berbagai kegiatan, bahkan mengurus hal-hal yang terjadi di luar jam kerja. - Gaji Tidak Selalu Sejalan dengan Beban Kerja
Banyak guru merasa beban kepala sekolah sangat besar, tetapi tunjangannya belum tentu membuat mereka merasa “layak” dengan tekanan yang diterima. - Takut Hilang Interaksi Langsung dengan Murid
Banyak guru mengajar karena mencintai kelas dan murid. Menjadi kepala sekolah justru membuat mereka lebih banyak di ruang rapat daripada di ruang kelas.





































