Proses pendataan sekolah terdampak banjir besar di wilayah Sumatera oleh Kemendikdasmen masih menghadapi berbagai hambatan. Hingga kini, tim di lapangan belum dapat menjangkau seluruh sekolah akibat kondisi wilayah yang masih terisolasi.
Akses jalan yang terputus, sinyal komunikasi yang terbatas, serta banyaknya titik yang masih sulit dijangkau membuat proses identifikasi sekolah terdampak belum sepenuhnya optimal. Sejumlah kawasan masih belum terhubung sama sekali, menghambat pengiriman laporan dari satuan pendidikan.
Meskipun begitu, Kemendikdasmen menegaskan bahwa tim pendataan terus berupaya maksimal mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, baik melalui pemerintah daerah, relawan, maupun posko bencana yang sudah lebih dahulu masuk ke wilayah terdampak.
Upaya ini dilakukan agar bantuan, termasuk tenda belajar darurat, dapat segera dikirimkan dan ditempatkan secara tepat sasaran, terutama bagi sekolah yang kehilangan ruang kelas atau tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
“Kendala akses tidak menghentikan kerja tim di lapangan. Kami terus berkoordinasi untuk memastikan semua data sekolah terdampak dapat terkumpul secepat mungkin,” ujar perwakilan Kemendikdasmen.
Bantuan lanjutan akan segera disalurkan begitu peta dampak bencana dapat dipastikan, sehingga kebutuhan mendesak siswa dan guru di wilayah yang paling parah terdampak dapat segera terpenuhi.







































