Jakarta — Ratusan mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta dilaporkan menerima gelombang panggilan spam dari pihak tidak dikenal yang menyamar sebagai institusi penegak hukum. Fenomena ini menjadi perhatian serius setelah laporan serupa muncul secara masif dalam dua hari terakhir.
Para penelepon tersebut mengaku menemukan KTP milik mahasiswa dan menuduh bahwa pemilik identitas terkait dengan dugaan kasus kriminal. Modus ini mirip dengan pola penipuan yang kerap digunakan sindikat untuk menakut-nakuti calon korban agar mengikuti instruksi tertentu.
Sejumlah mahasiswa mengungkapkan bahwa mereka menerima panggilan tersebut secara berulang sepanjang hari. Bahkan, ada yang mengaku mendapatkan hingga 20 panggilan dari nomor berbeda yang terus berubah, mulai dari nomor domestik hingga nomor berbasis internet.
Situasi ini memicu kekhawatiran mengenai kemungkinan adanya kebocoran data yang berhubungan dengan kampus. Pasalnya, panggilan tersebut menargetkan mahasiswa UPN dalam jumlah besar dan hampir bersamaan. Meski demikian, hingga berita ini diturunkan, pihak kampus belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait dugaan kebocoran informasi mahasiswa.
Para mahasiswa kini saling mengingatkan untuk tetap waspada dan tidak memberikan respons apa pun terhadap panggilan semacam ini. Mereka juga disarankan:
- Tidak mengangkat nomor asing yang mencurigakan.
- Tidak memberikan data pribadi seperti NIK, foto KTP, atau informasi rekening.
- Segera melaporkan nomor tersebut melalui aplikasi penyedia layanan telekomunikasi atau kanal resmi pengaduan siber.
Fenomena ini menambah daftar panjang kasus penipuan daring yang menyasar kelompok mahasiswa sebagai target empuk, terutama melalui metode social engineering. Masyarakat akademik berharap pihak kampus dan lembaga terkait segera melakukan investigasi untuk memastikan keamanan data dan memberikan perlindungan bagi mahasiswa.




































