1. Masa Kerajaan Tarumanagara (Abad ke-5 – 7)
Wilayah Bogor merupakan bagian penting dari Kerajaan Tarumanagara, salah satu kerajaan tertua di Nusantara.
Ciri sejarah:
- Diperintah Raja Purnawarman.
- Ditemukan prasasti-prasasti di wilayah sekitar Bogor:
Prasasti Ciaruteun, Kebon Kopi, Muara Cianten, Jambu – menandakan kekuasaan Tarumanagara di kawasan Sungai Cisadane.
Wilayah Bogor saat itu berupa pedesaan dan hutan lebat, berada di jalur perdagangan dari pesisir utara menuju pedalaman Jawa Barat.
2. Masa Kerajaan Sunda / Pajajaran (Abad ke-8 – 15)
Setelah Tarumanagara melemah, muncul Kerajaan Sunda. Salah satu pusat kerajaannya kemudian berada di dekat Bogor.
Bogor dikenal sebagai:
- Pakuan Pajajaran – ibu kota Kerajaan Sunda.
- Dipimpin raja terkenal: Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi).
Keterangan penting:
- Istana kerajaan berada di sekitar Batu Tulis (kini area Kelurahan Batutulis).
- Banyak prasasti ditemukan, terutama Prasasti Batutulis (1533 M) yang dibuat untuk mengenang Sri Baduga Maharaja.
Bogor saat itu merupakan kota besar yang dikelilingi hutan, benteng alam, dan jalur sungai.
3. Keruntuhan Pajajaran (1579)
Kerajaan Pajajaran runtuh akibat serangan:
- Kesultanan Banten
- Ditambah tekanan dari Demak dan Cirebon.
Pakuan Pajajaran hancur dan ditinggalkan. Bogor kembali menjadi hutan belantara selama beberapa ratus tahun.
4. Masa Kolonial VOC – Hindia Belanda (1700-an – 1942)
a. 1701 – 1745: Kebangkitan kembali Bogor
- Tahun 1701, serdadu VOC Abraham van Riebeeck datang ke kawasan Batavia Selatan dan menemukan reruntuhan Pajajaran.
- Ia memulai eksplorasi dan pembangunan perkebunan.
- Tahun 1745, Gubernur Jenderal Gustaaf Willem van Imhoff mendirikan Istana Bogor (Buitenzorg Palace).
Nama “Bogor” belum dipakai secara resmi—kota ini dikenal sebagai Buitenzorg (tanpa beban/kesibukan).
b. Bogor sebagai kota peristirahatan
Bogor dipilih sebagai kota peristirahatan pejabat kolonial karena:
- Udaranya sejuk.
- Dikelilingi gunung (Gede–Pangrango).
- Kondisi tanah subur.
c. 1817: Kebun Raya Bogor
- Dibangun oleh Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles dan ahli botani Dr. C. L. Blume.
- Menjadi pusat penelitian botani paling penting di Asia.
d. 1903–1942: Kota modern kolonial
Buitenzorg berkembang dengan:
- jalur trem dan kereta api (Batavia–Buitenzorg, 1873),
- sekolah-sekolah Eropa,
- pemukiman elit,
- pusat penelitian pertanian.
5. Masa Pendudukan Jepang (1942–1945)
- Nama Buitenzorg diganti menjadi Bogor.
- Istana Bogor dijadikan asrama militer Jepang.
- Fasilitas kota banyak yang rusak.
6. Masa Kemerdekaan Indonesia (1945 – sekarang)
a. 1945–1950: Bogor bagian dari Jawa Barat
- Setelah Proklamasi, Bogor menjadi pusat pergerakan rakyat.
- Tahun 1950, Bogor diakui sebagai Kota Praja Bogor.
b. 1950–1980: Kota pendidikan & pertanian
- Berdirinya Institut Pertanian Bogor (IPB) tahun 1963 menjadikan Bogor pusat penelitian pertanian nasional.
- Kegiatan ekonomi berkembang pesat.
c. 1980–2000: Kota penyangga Jakarta
Bogor berkembang cepat akibat urbanisasi dari Jakarta:
- Industri,
- Perumahan,
- Jalur transportasi (KRL Commuter Line, jalan tol Jagorawi 1978).
d. 2000–sekarang: Kota Hujan modern
Bogor kini dikenal sebagai:
- Kota Hujan (karena curah hujan tinggi),
- Kota pendidikan (IPB),
- Kota wisata sejarah dan alam (Kebun Raya, Istana, Puncak).
🟩 Asal Usul Nama “Bogor”
Ada beberapa teori:
- Dari kata “Baghar/Bagur” (bahasa Sansekerta) = pohon enau/aren.
Wilayah ini memang banyak pohon aren. - Dari istilah Sunda “Bogor” = kumpulan pohon besar.
- Pada peta-peta Belanda abad ke-18 nama Bogor sudah muncul, merujuk wilayah dekat Batutulis.


































