Usulan dari tokoh nasional Purbaya agar gaji guru disetarakan dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memicu kehebohan di ruang publik. Pernyataan tersebut langsung menuai perhatian luas karena dinilai menunjukkan keberpihakan pada peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik di Indonesia.
Dalam pernyataannya, Purbaya menegaskan bahwa profesi guru memiliki peran strategis dalam membangun kualitas sumber daya manusia. Karena itu, menurutnya, sudah sewajarnya pemerintah memberikan penghargaan yang lebih besar, termasuk melalui peningkatan gaji hingga setara dengan gaji anggota DPR.
Usulan tersebut mendapat respons beragam dari masyarakat. Banyak pihak, terutama kalangan guru dan pemerhati pendidikan, menyambut positif. Mereka menilai wacana tersebut mencerminkan kepedulian terhadap tantangan ekonomi yang dihadapi guru, khususnya guru honorer yang selama ini menerima penghasilan jauh di bawah standar hidup layak.
Di sisi lain, sebagian pengamat menilai bahwa penyetaraan gaji tersebut membutuhkan kajian mendalam, mengingat implikasinya terhadap anggaran negara. Meski demikian, mereka mengakui bahwa dorongan untuk meningkatkan kesejahteraan guru merupakan langkah penting untuk memperbaiki kualitas pendidikan nasional.
Pernyataan Purbaya ini pun menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Banyak warganet memuji keberaniannya mengangkat isu lama yang kerap diabaikan. Tak sedikit pula yang berharap pemerintah benar-benar mempertimbangkan wacana tersebut demi masa depan pendidikan Indonesia.
Dengan mencuatnya diskusi ini, perhatian publik semakin tertuju pada nasib guru di Indonesia—sebuah refleksi bahwa tanggung jawab besar mereka dalam mencetak generasi masa depan patut diimbangi dengan kesejahteraan yang lebih layak.



























