Golden age bukan sekadar fase, tapi fondasi masa depan.
Usia 0–6 tahun adalah periode krusial pembentukan kemampuan kognitif, emosional, sosial, dan fisik anak. Kualitas stimulasi pada tahap ini akan menentukan kesiapan belajar hingga dewasa nanti.
📊 Data menunjukkan partisipasi PAUD terus meningkat, namun mayoritas anak usia dini di Indonesia masih belum terjangkau layanan prasekolah. Ini menjadi pengingat bahwa perluasan akses, peningkatan kualitas, dan inklusivitas PAUD harus terus diperkuat.
PAUD bukan hanya pilihan, melainkan pintu masuk menuju keadilan pendidikan sejak dini.
Mari bersama memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan fondasi belajar yang setara dan bermakna.
Golden age 0–6 tahun jadi fondasi kognitif, emosional, sosial, dan fisik anak, sehingga kualitas stimulasi di tahap ini akan berpengaruh panjang pada masa sekolah dan dewasa. Di Indonesia, PAUD hadir sebagai “pintu masuk” penting agar anak tidak memulai SD dari titik ketertinggalan.
Data BPS 2025 menunjukkan angka partisipasi kasar PAUD usia 3–6 tahun naik dari 36,03% (2024) menjadi 36,19%, menggambarkan kesadaran orang tua yang mulai menguat meski lajunya masih pelan. Artinya, lebih dari sepertiga anak usia 3–6 tahun sudah merasakan pendidikan prasekolah, tetapi mayoritas masih tertinggal.
Selanjutnya untuk rentang 0–6 tahun, hanya 34,15% anak yang pernah atau sedang ikut pendidikan prasekolah, sementara 65,85% belum tersentuh layanan ini. Kesenjangan ini memperlihatkan bahwa akses dan persepsi tentang pentingnya PAUD belum merata, terutama di kelompok rentan.
Meski demikian, tren kenaikan partisipasi prasekolah dibaca sebagai sinyal positif bahwa perluasan akses dan kampanye tentang pentingnya PAUD mulai berbuah. Tantangannya sekarang adalah memastikan PAUD terjangkau, berkualitas, dan inklusif agar setiap anak benar-benar mendapatkan fondasi belajar yang adil sejak dini.




































