JAKARTA โ Lima tahun pertama kehidupan anak disebut sebagai masa paling krusial bagi perkembangan otak. Pada periode ini, sekitar 90 persen struktur otak anak terbentuk, sehingga asupan nutrisi yang cukup dan seimbang menjadi faktor penentu tumbuh kembang, kecerdasan, serta kesehatan jangka panjang.
Namun, kondisi tersebut belum sepenuhnya terpenuhi di Indonesia. Data menunjukkan bahwa satu dari dua anak Indonesia masih mengalami kekurangan nutrisi penting yang berperan dalam mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif. Kekurangan nutrisi ini berpotensi berdampak pada kemampuan belajar, daya tahan tubuh, hingga produktivitas anak di masa depan.
Menjawab tantangan tersebut, Tentang Anak Indonesia (@tentanganak_id) menggandeng Fakultas Kedokteran Universitas IndonesiaโRumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUIโRSCM) dalam riset bersama yang bertujuan mempercepat upaya perbaikan gizi anak di Tanah Air. Riset ini diharapkan dapat menjadi dasar ilmiah dalam merumuskan strategi intervensi gizi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Kolaborasi ini tidak hanya berfokus pada pemenuhan nutrisi dasar, tetapi juga pada peningkatan kesadaran orang tua dan masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang sejak usia dini. Edukasi yang tepat dinilai menjadi kunci agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh optimal, sehat, dan memiliki kecerdasan yang baik.
Upaya percepatan perbaikan gizi anak ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dengan gizi yang lebih baik sejak dini, anak-anak Indonesia diharapkan mampu tumbuh menjadi generasi yang lebih sehat, cerdas, dan siap menghadapi tantangan di masa depan.








































