Kemendikdasmen terus menyalurkan bantuan pendidikan ke wilayah terdampak banjir dan longsor di sejumlah daerah di Sumatra yang terjadi pada 25 November lalu. Hingga 15 Desember 2025, Kemendikdasmen telah memetakan kebutuhan layanan pendidikan di daerah terdampak, mencakup penyediaan 2.873 ruang kelas sementara, 141.355 perlengkapan belajar bagi siswa, layanan dukungan psikososial, pendampingan pembelajaran darurat, serta tunjangan khusus bagi guru terdampak bencana.
Untuk mendukung penanganan tersebut, Kemendikdasmen mengalokasikan bantuan operasional awal sebesar Rp21,1 miliar dari anggaran eksisting dan Rp18,53 miliar dari anggaran revisi. Anggaran ini digunakan untuk penyediaan sarana pembelajaran darurat, operasional pembersihan sekolah, perlengkapan belajar darurat, serta pendampingan dukungan psikososial bagi warga satuan pendidikan terdampak. Selain itu, Kemendikdasmen juga menyiapkan anggaran revisi sebesar Rp35 miliar yang secara khusus dialokasikan untuk mendukung 17.500 guru terdampak bencana.
Seiring dengan penanganan darurat, pelaksanaan pembelajaran di wilayah terdampak mulai berangsur pulih. Sejak 8 Desember 2025, pelaksanaan pembelajaran di Aceh telah berlangsung sebagian di sebagian besar daerah terdampak. Di Sumatra Barat, hampir seluruh daerah terdampak mulai melaksanakan pembelajaran, kecuali sejumlah sekolah di Kabupaten Agam yang masih diliburkan hingga 22 Desember 2025. Sementara itu, di Sumatra Utara, beberapa daerah masih melaksanakan pembelajaran secara bertahap, sedangkan daerah lainnya telah kembali menjalankan pembelajaran penuh sesuai kondisi masing-masing.































