Saat taman sekolah berubah menjadi ruang belajar, angka tak lagi terasa menakutkan. Matematika justru hadir dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Inilah yang terjadi di SDN Meruya Selatan 04 Pagi, Jakarta, melalui praktik baik pembelajaran bertajuk INTAN – Inovasi Taman Numerasi Meruya Selatan.
INTAN merupakan inovasi pembelajaran numerasi yang memanfaatkan area taman sekolah sebagai media belajar. Melalui pendekatan kontekstual, murid tidak hanya berhadapan dengan angka di dalam buku, tetapi juga mengamati, menghitung, dan memecahkan persoalan matematika yang mereka temui langsung di lingkungan sekitar.
Di taman numerasi, siswa belajar menghitung panjang dan luas menggunakan jalur taman, mengenal bentuk bangun datar dari fasilitas bermain, hingga mempelajari konsep bilangan melalui aktivitas sederhana yang menyenangkan. Proses belajar berlangsung lebih hidup karena murid diajak bergerak, berdiskusi, dan bereksplorasi bersama teman-temannya.
Pendekatan ini membuat pembelajaran matematika terasa lebih bermakna. Murid tidak sekadar menghafal rumus, tetapi memahami fungsi dan penerapan konsep numerasi dalam kehidupan sehari-hari. Suasana belajar yang terbuka dan interaktif juga menumbuhkan rasa ingin tahu serta keberanian siswa untuk bertanya dan mencoba.
Selain meningkatkan pemahaman numerasi, INTAN juga menumbuhkan kemampuan kolaborasi sejak dini. Murid terbiasa bekerja dalam kelompok, saling berbagi ide, dan menyelesaikan tantangan bersama. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing proses belajar, bukan sekadar pemberi materi.
Praktik baik pembelajaran melalui Inovasi Taman Numerasi Meruya Selatan ini menunjukkan bahwa ruang belajar tidak harus selalu berada di dalam kelas. Dengan memanfaatkan lingkungan sekolah secara kreatif, pembelajaran matematika dapat menjadi lebih menyenangkan, relevan, dan dekat dengan dunia anak.







































