Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Muโti meresmikan hasil Revitalisasi Satuan Pendidikan di SLBN Taruna Mandiri, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (20/12). Pascarevitalisasi, warga sekolah merasakan berbagai perubahan signifikan, terutama pada penguatan pembelajaran vokasional yang kini semakin optimal.
Dalam sambutannya, Abdul Muโti menyoroti peningkatan jumlah anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia yang masih dihadapkan pada beragam tantangan. Kendala tersebut mencakup keterbatasan ekonomi, stigma sosial, kesiapan lembaga pendidikan, hingga faktor budaya yang kerap menempatkan ABK dalam posisi kurang menguntungkan.
Menjawab tantangan itu, Kemendikdasmen menegaskan komitmennya untuk menghadirkan layanan pendidikan yang lebih berkualitas bagi ABK, baik melalui pendidikan inklusif maupun sekolah luar biasa (SLB). Program Revitalisasi Satuan Pendidikan menjadi salah satu upaya konkret, khususnya untuk meningkatkan mutu sarana dan prasarana SLB.
โRevitalisasi ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam memberikan layanan pendidikan yang lebih baik. Kondisi fisik maupun kemampuan intelektual tidak boleh menjadi alasan bagi siapa pun untuk kehilangan hak atas pendidikan bermutu,โ tegas Abdul Muโti.
Ia juga mengajak masyarakat untuk lebih terbuka dan meninggalkan stigma negatif terhadap ABK. Menurutnya, setiap anak memiliki potensi untuk berkembang dan berprestasi apabila mendapat dukungan serta layanan pendidikan yang sesuai, termasuk melalui jalur pendidikan khusus seperti SLB.
Penguatan Vokasional dengan Fasilitas Selaras Industri
Kepala SLBN Taruna Mandiri, Kokoy Kurnaeti, menjelaskan bahwa program revitalisasi membawa dampak besar terhadap peningkatan pembelajaran vokasional di sekolahnya. Sejumlah bengkel dan ruang keterampilan yang sebelumnya rusak kini telah diperbaiki sehingga lebih nyaman dan representatif untuk mendukung pengembangan kompetensi siswa.
Sejak berdiri pada 2008, SLBN Taruna Mandiri memang memusatkan pembelajaran pada pendidikan vokasional. Saat ini terdapat 13 jenis keterampilan yang diajarkan, di antaranya membatik, tata boga, kecantikan, hingga bidang hospitality.
Kokoy menambahkan, ruang-ruang keterampilan yang direvitalisasi tidak hanya diperbaiki dari sisi kenyamanan, tetapi juga disesuaikan dengan standar industri. Salah satu contohnya adalah ruang keterampilan kecantikan dan spa yang kini dilengkapi peralatan berkelas industri.
Selain itu, revitalisasi juga mencakup perbaikan ruang serbaguna yang dirancang kedap suara. Ruangan tersebut tidak hanya menyesuaikan standar ballroom industri, tetapi juga membantu siswa, khususnya tunanetra, agar lebih fokus karena minim gangguan kebisingan.
โKami berharap SLBN Taruna Mandiri dapat menjadi rujukan bagi SLB lain dalam menyiapkan peserta didik yang memiliki keterampilan kerja, didukung oleh fasilitas pembelajaran yang memadai dan selaras dengan kebutuhan industri,โ ujar Kokoy.
Dampak positif revitalisasi juga dirasakan langsung oleh para siswa. Arvan Rritzi Ronggoaji, siswa kelas 10 SLBN Taruna Mandiri, mengaku semakin bersemangat mengembangkan keterampilan membatik. โSaya senang membatik. Sekarang ruangannya lebih nyaman dan tidak panas lagi,โ katanya.
Sebagai catatan, pada 2025 pemerintah telah merevitalisasi 382 SLB di seluruh Indonesia dengan total anggaran Rp526 miliar, termasuk pembangunan tiga unit sekolah baru. Khusus di Jawa Barat, program Revitalisasi Satuan Pendidikan menyasar 60 SLB yang terdiri atas 32 SLB negeri dan 28 SLB swasta.










































