Pendidikan tidak hanya berhenti pada penguasaan teori di ruang kelas, tetapi juga tentang proses bertumbuh, belajar dari pengalaman, dan menjadi pribadi yang berdaya. Semangat inilah yang tercermin dalam pelaksanaan program School Food Care di SLBN Tamanagung, Kabupaten Banyuwangi.
Melalui program tersebut, para siswa menunjukkan bahwa keterbatasan lahan bukanlah hambatan untuk berkarya dan belajar mandiri. Dengan pendampingan guru, siswa terlibat langsung dalam berbagai kegiatan produktif, mulai dari menyiapkan media tanam, menanam berbagai jenis tanaman pangan, merawatnya secara rutin, hingga memanen dan mengelola hasilnya secara sederhana.
Proses belajar ini memberikan pengalaman nyata bagi siswa untuk memahami nilai kerja keras, tanggung jawab, dan kemandirian. Mereka tidak hanya belajar tentang pertanian dan ketahanan pangan, tetapi juga tentang perencanaan, kerja sama, serta kepercayaan diri dalam menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Program School Food Care menjadi salah satu wujud praktik pendidikan inklusif yang memberi ruang bagi setiap anak, termasuk peserta didik berkebutuhan khusus, untuk mencoba, berproses, dan menemukan potensi dirinya. Melalui kegiatan berbasis praktik ini, siswa didorong untuk aktif, kreatif, dan berani mengambil peran dalam kehidupan sehari-hari.
Keberhasilan SLBN Tamanagung Banyuwangi dalam mengimplementasikan program ini menunjukkan bahwa pendidikan yang bermakna dapat hadir dari lingkungan sekolah yang sederhana, selama ada komitmen untuk memberdayakan peserta didik. Inisiatif ini diharapkan dapat menginspirasi satuan pendidikan lainnya untuk menghadirkan pembelajaran kontekstual yang menumbuhkan kemandirian dan karakter positif sejak dini.




































