Dikutip dari Journal of Ethnic Foods (Science Direct, Maret 2018), ketupat melambangkan permintaan maaf dan berkah.
Bahan utama ketupat yakni nasi dan daun kelapa muda memiliki makna khusus. Nasi dianggap sebagai lambang nafsu, sedangkan daun berarti “jatining nur” (cahaya sejati) dalam Bahasa Jawa yang artinya hati nurani. Sehingga, ketupat digambarkan sebagai simbol nafsu dan hati nurani. Artinya, manusia harus bisa menahan nafsu dunia dengan hati nuraninya.
Dalam bahasa Sunda, ketupat disebut juga dengan “kupat,” yang artinya manusia tidak diperbolehkan untuk “ngupat,” yaitu membicarakan hal-hal buruk kepada orang lain. Selain itu, makna ketupat atau kupat juga diartikan sebagai “Jarwa dhosok”, yang juga berarti “ngaku lepat”. Dalam hal ini, di dalamnya terdapat pesan bahwa seseorang harus meminta maaf ketika mereka melakukan sesuatu yang salah.