Valerie Workman, kepala petugas aturan di Handshake, berkata banyak calon lulusan memanfaatkan data pasar kerja yg tangguh, rentang honor publik, dan indikator ekonomi lainnya untuk mencari pekerjaan.
Tahun 2023 memberikan lulusan yg akan datang merasa cemas dalam jangka pendek tetapi optimis jangka pada panjang perihal prospek pekerjaan mereka di pasar ketika ini.
Beberapa hal dikaitkan karena mereka tumbuh dengan dilingkupi sang berita-berita mendesak seperti COVID-19, perubahan iklim, serta kekerasan senjata.
“Pekerja Gen Z menginginkan stabilitas buat menumbuhkan karier mereka, dan buat melindungi diri berasal kenaikan biaya serta potensi resesi,” ucap Workman dikutip asal halaman CNBC Internasional.
Menurutnya, pekerja Gen Z tahu bahwa masalah honor ini jua dikaitkan menggunakan jenis gaya hayati yang mereka inginkan.
“Mereka ingin hayati sendiri serta mendukung diri mereka sendiri. menggunakan istilah lain, lulusan baru tak ingin terjebak pada syarat di mana kebutuhan mereka tak terpenuhi, baik secara profesional juga finansial,” imbuh Workman.
Keberanian Gen Z dalam tahu Transparansi gaji
Perlu diakui, bahwa pekerja Gen Z mempunyai lebih banyak isu daripada sebelumnya buat mengarahkan karier serta gaji mereka.
Workman berkata kemampuan Gen Z untuk berbicara lebih terbuka tentang gaji serta mengadvokasi upah layak huni di tengah kenaikan inflasi merupakan sesuatu yg patut diacungi jempol.
“Mereka tahu ekonomi usaha, ekonomi makro, dan bagaimana honor mereka mempengaruhi bagaimana mereka akan hidup. Generasi berbakat ini menghasilkan perbedaan pada angkatan kerja sebab mereka mengetahui hal-hal ini serta bersedia membicarakannya secara terbuka,” terang Workman.
“Ini artinya generasi baru pada mana orang sangat nyaman berbicara tentang angka, yang ialah alasan lain mengapa perusahaan usahakan melanjutkan dan membuatkan rentang honor , sebab kandidat akan membicarakannya,” tuturnya.