Jakarta — Fenomena bullying tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi sering kali berakar dari rumah. Banyak anak yang menunjukkan perilaku agresif atau suka merendahkan teman ternyata sudah memperlihatkan tanda-tanda itu dalam lingkungan keluarga.
Ahli parenting menilai bahwa peran orang tua sangat penting dalam mencegah anak menjadi pelaku bullying sejak dini.
1. Kenali Tanda Awal Anak Mulai Membully
Anak yang mulai menunjukkan perilaku bullying biasanya:
- Sering mengejek atau merendahkan saudara atau teman.
- Sulit mengendalikan emosi ketika tidak dituruti.
- Suka menguasai permainan atau ingin selalu menang.
- Tidak menunjukkan empati saat membuat orang lain sedih.
Jika tanda-tanda ini muncul, orang tua tidak boleh mengabaikannya.
2. Evaluasi Pola Asuh di Rumah
Perilaku bullying sering muncul karena pola asuh yang tidak seimbang — terlalu keras, terlalu memanjakan, atau tidak konsisten.
Orang tua disarankan untuk:
- Menghindari hukuman fisik dan bentakan,
- Memberi contoh sopan santun, dan
- Konsisten menerapkan aturan dan konsekuensi dengan empati.
3. Ajarkan Empati dan Tanggung Jawab
Ajarkan anak untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Misalnya dengan bertanya:
“Bagaimana perasaanmu kalau kamu yang diejek seperti itu?”
Anak juga perlu belajar meminta maaf dan memperbaiki kesalahan, bukan sekadar dihukum.
Latih mereka memahami bahwa setiap tindakan memiliki dampak terhadap orang lain.
4. Bangun Komunikasi Terbuka
Sediakan waktu setiap hari untuk mendengarkan cerita anak tanpa menghakimi.
Ketika anak merasa aman berbicara di rumah, ia akan lebih mudah mengekspresikan emosi tanpa kekerasan.
Gunakan kalimat lembut seperti:
“Ibu ngerti kamu kesal, tapi kita cari cara yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah, ya.”
5. Berikan Teladan Positif
Anak belajar lewat meniru.
Jika di rumah sering ada pertengkaran, bentakan, atau ejekan, anak bisa menirunya di luar rumah.
Tunjukkan bahwa menghormati, bersabar, dan meminta maaf adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan.
6. Libatkan Sekolah dan Ahli Jika Perilaku Tak Kunjung Berubah
Jika anak terus menunjukkan perilaku bullying meski sudah diarahkan, orang tua bisa bekerja sama dengan guru BK atau psikolog anak.
Pendekatan profesional membantu menggali penyebab emosional atau sosial yang lebih dalam.