Kalau mengajar anak autis tidak dengan hati, pelajaran tidak akan tersampaikan.
Begitulah yang disampaikan oleh Ibu Ira, guru kelas autis di SLBN 2 Kendari yang sudah mengabdi selama 18 tahun.
Setiap hari, Ibu Ira belajar tentang kesabaran, dari tantrum hingga tawa kecil muridnya. Ia memodifikasi pembelajaran, menyesuaikan dengan kebutuhan, bahkan menjaga pola makan murid agar mereka bisa lebih fokus dan tenang di kelas.
Bagi Ibu Ira, mengajar anak autis bukan sekadar profesi. Ini adalah panggilan jiwa, membimbing dengan kesabaran, membesarkan dengan cinta, dan percaya bahwa di balik setiap keterbatasan, selalu ada cahaya kemampuan.


































