Setiap anak memiliki cahaya unik yang Tuhan titipkan sejak lahir. Cahaya itu tidak selalu tampak pada waktu yang sama. Ada anak yang kilau kemampuannya terlihat sejak dini, ada yang baru menunjukkan potensinya ketika lingkungan dan waktunya mendukung. Perbedaan ini bukan kelemahan—justru menunjukkan betapa beragamnya cara anak bertumbuh dan menemukan jati dirinya.
Tidak semua anak berkembang dengan ritme serupa. Ada yang unggul secara akademik, ada yang menonjol dalam seni, ada yang memiliki empati luar biasa, dan ada pula yang memiliki ketekunan yang membuatnya kuat menghadapi tantangan. Cahaya itu tidak selalu berupa piala atau nilai tinggi; sering kali ia muncul dalam bentuk karakter, kerja keras, atau kebaikan hati yang tidak terlihat oleh banyak orang.
Ketika orang tua memahami hal ini, mereka belajar untuk tidak membanding-bandingkan. Mereka berhenti menempatkan standar yang sama untuk anak yang berbeda. Sebaliknya, mereka memberi ruang bagi setiap anak untuk bertumbuh dengan kecepatan dan caranya sendiri. Inilah bentuk cinta yang paling menenangkan—cinta yang tidak memaksa, tidak menekan, tetapi memeluk seluruh proses pertumbuhan seorang anak.
Anak yang merasa dihargai dan dicintai apa adanya akan lebih percaya diri untuk mengeksplorasi dunia. Mereka lebih mudah menemukan apa yang benar-benar mereka sukai, apa yang membuat mereka bersemangat, dan apa yang menjadi identitas diri mereka. Cahaya itu akan muncul bukan karena mereka dipaksa untuk bersinar, tetapi karena mereka diberi kesempatan untuk tumbuh secara alami.
Kebijaksanaan orang dewasa terletak pada kemampuan melihat proses, bukan hanya hasil. Cahaya yang lambat muncul bukan berarti tidak ada. Kadang ia hanya bersembunyi di balik rasa takut, pengalaman, atau fase perkembangan yang belum sepenuhnya matang. Dengan pendampingan yang tepat, cahaya itu akan keluar pada waktunya sendiri.
Dan ketika akhirnya bersinar, sinarnya sering kali lebih hangat, lebih stabil, dan lebih bertahan lama. Karena cahaya yang tumbuh perlahan adalah cahaya yang dikuatkan oleh pengalaman, dipupuk oleh ketekunan, dan lahir dari rasa percaya diri yang sehat.
Setiap anak adalah cahaya. Yang berbeda hanyalah waktu ketika mereka memilih untuk bersinar. Tugas kita adalah memastikan tidak ada cahaya yang padam sebelum waktunya.




































