Di tengah padatnya agenda pada Selasa, 18 November, penulis tetap meluangkan waktu untuk menyelesaikan sebuah draft artikel hingga tuntas pada malam hari, lalu langsung mengirimkannya ke Harian Media Indonesia. Keesokan harinya, Rabu subuh, dalam perjalanan menuju bandara untuk penerbangan pagi ke Provinsi Lampung, kabar baik datang: artikel tersebut telah resmi terbit di media nasional tersebut.
Dalam artikel berjudul “Murid Sehat Mental, Guru Sejahtera Psikologis, dan Sekolah Nyaman Menyenangkan,” penulis mengangkat isu penting tentang bagaimana ekosistem pendidikan yang sehat harus dibangun melalui keseimbangan antara kesehatan mental murid dan kesejahteraan psikologis guru. Keduanya saling berkaitan dan menjadi fondasi terwujudnya sekolah yang aman, nyaman, serta menyenangkan bagi seluruh warga belajar.
Artikel tersebut menegaskan bahwa suasana pembelajaran yang positif hanya akan tercipta ketika dukungan emosional, lingkungan belajar yang kondusif, serta kebijakan pemerintah berjalan selaras. Direktorat Guru Dikmen dan Diksus bersama Pusat Penguatan Karakter terus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan pembelajaran yang RAMAH dan SANTUN, demi pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Terbitnya artikel ini menjadi pengingat bahwa transformasi pendidikan dimulai dari perhatian terhadap manusia di dalamnya—murid dan guru sebagai pusat ekosistem belajar.




































