Menteri Pendidikan, Ahmad Mu’ti, menjelaskan berbagai langkah darurat yang dilakukan untuk memastikan proses belajar tetap berjalan di sekolah-sekolah yang terdampak banjir. Salah satu yang menjadi perhatian adalah SMAN 1 Batang Anai, di mana 15 dari 20 ruang kelas masih dapat digunakan.
Untuk mengatasi keterbatasan ruang, proses belajar dilakukan secara bergantian, sebagian siswa mengikuti pembelajaran di tenda darurat, sementara sebagian lainnya menjalani pembelajaran daring dari rumah atau tempat pengungsian.
Ahmad Mu’ti menegaskan bahwa kebijakan teknis dalam penyelenggaraan pembelajaran diserahkan kepada Pemerintah Daerah, agar dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah. Ia menambahkan bahwa fleksibilitas menjadi kunci, sehingga sekolah tetap dapat menjalankan kegiatan belajar meski dalam kondisi darurat.
Langkah ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan pendidikan dan memastikan siswa tetap mendapatkan layanan belajar yang aman dan layak di tengah bencana.




































