Ini kebiasaan yang membuat anak laki-laki sulit dekat dengan Ayahnya (source : Guesehat)
Anak laki-laki jangan sampai terlalu jauh dengan Ayahnya. Bagaimanapun Ayah penting baginya untuk menjadi layaknya seorang pria
Pertama, Menganggap bahwa mengurus anak adalah tanggung jawab ibu. Walaupun makin banyak kaum pria yang merasa perlu berkontribusi dalam proses perawatan anak, tidak sedikit yang masih beranggapan bahwa mengurus anak adalah tanggung jawab ibu. Oleh karena itu, mereka memilih tidak terlihat dalam kegiatan sehari-hari, seperti memandikan, menyuapi, menidurkan, bahkan sekedar menggendong bayi. Tanpa disadari, para ayahpun melewatkan kesempatan untuk membangung kedekatan yang kuat dengan anak.
Kedua, berfikir bahwa hanya ibu yang penting untuk anak. Mendampingi tumbuh kembang anak tidaklah mudah. terkadang dihadapkan pada anak yang menangis tanpa sebab, melempar barang, berteriak, dsb. Saat menghadapi situasi seperti ini, banyak ayah yang berpikir bahwa itulah saatnya untuk memanggil ibu. Padahal, ayah juga bisa mencoba menenangkan anak yang sedang tantrum. Jika selalu terburu buru meminta bantuan ibu, akhirnya ayah jadi semakin merasa minder karena menganggap hanya ibu yang penting buat anak.
Ketiga, memiliki ekspektasi yang kurang realistis. Terkadang disadari atau tidak saat memiliki anak laki-laki, terbesit dalam benak seorang ayah untuk mewujudkan sosok laki-laki sejati dalam segala aspek. Bisa jadi juga ayah ingin mewujudkan berbagai hal yang belum berhasil mereka capai melalui sang anak. Jika seorang ayah tidak mampu mengelola ekspektasi dengan baik serta mengkomunikasikannya dengan cara yang tepat pada anak, besar kemungkinan hal tersebut justru akan membuat jarak diantara keduanya.
Keempat, marah dengan cara yang salah. menyalurkan emosi dengan cara yang destruktif akan menyebabkan ayah kehilangan trust atau kepercayaan dari anak.
Kelima, tidak meluangkan waktu untuk bermain dengan anak. Bekerja untuk mencari nafkah memang kerap dilakukan apra ayah, sehingga mereka lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Namun, hal ini sebaiknya tidak dijadikan alasan untuk tidak bermain dengan anak. Luangkanlah sedikit waktu yang benar-benar hanya digunakan untuk bermain bersamanya.
Keenam, minim apresiasi untuk anak. Ada ayah yang berfikiran bahwa memberikan pujian pada anak bisa membuatnya menjadi pribadi yang terlalu cepat puas. Padahal, pujian adalah salah satu bentuk apresiasi yang dapat memotivasi anak untuk menjadi lebih baik lagi. Pelit pujian hanya akan membuat anak merasa segala pencapaiannya percuma. Berikanlah pujian di waktu yang tepat, yakni pada saat anak berhasil mencapai sesuatu, sekalipun mungkin berseberangan dengan ekspektasi Ayah.