4 Kalimat Terlarang Orang Tua Pada Anak
1. “Ayah/Ibu akan memberi uang tambahan saku supaya kamu bisa membeli apapun yang kamu mau”
Berdasarkan kalimat tersebut, orang tua dinilai terlalu memanjakan anak yang berakibat timbulnya dampak negatif. Kebiasaan ini, membuat anak secara tidak langsung tak belajar tentang konsep dan sikap tanggung jawab.
Diketahui, anak yang biasa dimanja akan menjadi malas, tidak termotivasi dan mudah menuntut sehingga marah jika keinginannya tidak dipenuhi. Akhirnya, mereka akan tumbuh tanpa kematangan emosional yang cukup dan akan kesulitan ketika mengatasi masalah karena tidak ada ayah/ibu yang membantu mereka.
2. “Tidak boleh main sepulang sekolah sampai nilai kamu naik/meningkat”
Larangan dan ancaman membuat orang tua dianggap tidak memahami keinginan dan cita-cita anak mereka. Orang tua juga bisa dinilai tidak mengerti anak dan memaksakan kehendak anaknya.
Karena tak bisa dipungkiri bila sebagian anak pandai dalam hal yang tidak berbau akademis. Untuk itu, orang tua seharusnya bisa mendukung keinginan anak-anaknya dengan tetap membuat aturan dan kesepakatan.
Dengan demikian, anak memiliki kesempatan untuk belajar dan bermain bahkan lebih jauh lagi mengenalkan konsep tanggung jawab dan mengambil keputusan.
3. “Ayah/Ibu tidak percaya kamu, jadi kami mengecek PR kamu dan memperbaiki kalau ada yang salah”
Memiliki orang tua yang percaya dan mendukung anak adalah hal yang paling dibutuhkan. Hal itu terjadi pada John Arrow, pemilik Mutual Mobile sebuah perusahaan teknologi terkemuka.
John menceritakan dahulu kala ia masih duduk di kelas lima SD, dia bersama teman-temannya menulis surat kabar sekolah yang langsung habis terjual. Namun, mereka gagal melakukan pengecekan fakta.
Mengetahui hal tersebut, kepala sekolah marah dan memanggil orang tua mereka. Namun, orang tua John malah menampakkan sikap yang berbeda.
Mereka hanya tertawa dan menyuruh John untuk memperbaiki kesalahannya. Hal ini menjadi bukti bila memori dan sikap orang tua terpatri di ingatan anak.
“Mengetahui orang tua saya akan mendukung saya, bahkan ketika pihak sekolah menentang saya, membuat saya bekerja lebih keras untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka sudah membuatkan keputusan yang benar karena mempercayai saya,” kata John.
4. “Ayah-ibu akan memberi uang jika kamu mendapat nilai bagus.”
Penghargaan yang berlebihan ternyata tidak dianjurkan untuk dilakukan. Kalimat ini seperti menunjukkan bila orang tua hanya fokus pada prestasi dan nilai namun tidak memperhatikan potensi anak sesungguhnya.
Memang, nilai dan prestasi di sekolah adalah hal yang penting. Namun, orang tua juga perlu mendukung perkembangan anak melalui aspek lain dalam kehidupan.
Dukungan dan rasa percaya ini bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan memiliki nilai positif.
Tak bisa dipungkiri bila setiap orang tua memiliki pola pengasuhan yang berbeda. Namun, semua orang tua harus memberikan pengertian kepada anak, melatih rasa tanggung jawab, dan percaya diri seiring dengan bertambahnya usia.