- Apa itu lampion ?
Dalam bahasa China, lampion disebut dengan istilah “denglong” yang bermakna menerangi. Lampion terbuat dari bambu, jerami, kayu dan kain sutra atau kertas api dengan lilin di dalamnya. Lampion identik dengan warna merah. Warna merah sendiri memiliki arti kemakmuran, rezeki dan kesatuan. Tak heran jika lampion kemudian disimbolkan sebagai lambang keberuntungan dan selalu hadir dalam perayaan imlek. Hal ini karena lampion bermakna menerangi rezeki bagi orang yang menggantungnya.
2. Asal Mula lampion
Lampion telah ada sejak Zaman dinasti Han (25-220 M). Pada saat itu orang-orang dari dinasti Han Timur membuat sebuah alat yang dapat digunakan untuk melapisi lilin atau api agar tidak tertiup angin dari bambu, kayu atau jerami. Alat tersebut kemudian dikenal dengan istilah lampion pada saat ini. Di zaman ini, para biksu juga mulai menggunakan lampion sebagai bagian ritual keagamaan untuk menghormati Buddha
3. Makna lampion dalam cerita legenda
Makna lampion ternyata juga dikisahkan dalam sebuah legenda klasik. Lampion diceritakan dapat mengusir kekuatan jahat dan angkara murka yang disimbolkan dengan binatang buas bernama Nian. Nian takut pada tiga hal yaitu api, suara bising dan warna merah. Oleh karena nya , warga menggunakan berbagai benda yang dapat mengeluarkan api, suara bising serta warna merah salah satunya lampion untuk menangkal kedatangan Nian. Hal inilah yang membuat perayaan Imlek identik dengan warna merah dan petasan.
4. Menjadi simbol status sosial
Pemasangan lampion saat ini menjadi hal yang lazim bagi masyarakat Tionghoa. namun, pada zaman dahulu selain sebagai simbol keberuntungan dan pengangnkal marabahaya, ternyata pemasangan lampion juga dijadikan sebagai simbol status sosial seseorang. Masyarakat Tionghoa memperlihatkan status sosial mereka berdasarkan lampion yang dipasang di rumah. Semakin mewah dan meanrik lampion yang dipasang, menandakan bahwa pemilik berasal dari kalangan atas.
5. Perayaan festival lampion dalam tahun baru imlek
Awalnya dibuat untuk melindungi lilin dari tiupan angin, kini lampion telah beralih sebagai ornamen yang memiliki banyak makna. Pada zaman dulu terdapat cerita bahwa lampion untuk menipu kaisar Jade yang saat itu marah akrena burung bangau kesayangannya mati dibunug oleh penduduk desa. Kaisar Jade yang marah berencana untuk meleyapkan desa tersebut dengan api pada hari ke 15 bulan Lunar. Namun putri Kaisar Jade merasa sedih dan memperingatkan warga desa tentang rencana ayahnya. Kemudian seorang penasehat menyarankan warga untuk menggantungkan lampion merah agar memberi kesan desa tersebut telah terbakar. kaisar pun tertipu dan desa tersebut selamat.