Pandemi COVID-19 membawa dampak di berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali sektor pendidikan. Total 300 juta siswa di seluruh dunia terganngu kegiatan sekolahnya dan mengancam hak-hak pendidikan para siswa di masa depan. Hal ini disampaikan UNESCO melalui laman situs resminya.
“Penutupan sekolah sementara sebagai akibat dari kesehatan dan krisis lainnya bukanlah hal yang baru, skala global dan kecepatan gangguan pendidikan saat ini tidak tertandingi dan, jika diperpanjang, dapat mengancam hak atas pendidikan,” kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay dalam sebuah pernyataan dikutip dari CNBC.
Pada hari Rabu, 13 negara termasuk Cina, Italia dan Jepang telah menutup sekolah-sekolah di seluruh negeri dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus mirip flu tersebut. Itu mempengaruhi hampir 290 juta siswa, kata UNESCO.
Sebagian besar siswa berasal dari China, tempat wabah itu berasal. Di seluruh negeri, termasuk wilayah administrasi khusus Hong Kong dan Makau, lebih dari 233 juta siswa tidak sekolah karena virus. Itu diikuti oleh Jepang, yang memiliki hampir 16,5 juta siswa yang dipindahkan, menurut data UNESCO Institute of Statistics.
Sejumlah sekolah di Amerika Serikat telah membatalkan kelas akibat virus corona. Antaranya adalah Mariner High School dan Discovery Elementary School, yang terletak di negara bagian Washington, yang telah melihat peningkatan tajam dalam kasus yang dikonfirmasi.
Negara bagian New York dan Kota New York juga telah menutup beberapa sekolah setelah pejabat kesehatan mengkonfirmasi setidaknya 22 kasus di seluruh negara bagian. Pejabat Los Angeles, ketika menyatakan keadaan darurat pada hari Rabu, mengatakan kepada orang tua bahwa penutupan sekolah adalah suatu kemungkinan dan harus disiapkan.
Pejabat kesehatan saat ini tidak merekomendasikan penutupan sekolah jika tidak ada kasus coronavirus lokal. Sebaliknya, mereka menekankan perilaku sehat seperti mencuci tangan dengan air sabun panas, tinggal di rumah saat sakit dan menutupi batuk.
UNESCO akan mengadakan pertemuan darurat pada 10 Maret tentang penutupan sekolah terkait coronavirus. Badan tersebut mengatakan mendukung implementasi program dan platform pembelajaran jarak jauh skala besar untuk menjangkau siswa dari jarak jauh.