Dunia pendidikan kembali dikejutkan oleh insiden tragis yang terjadi di Sekolah Pahoa, Gading Serpong, Tangerang, Banten. Seorang siswa kelas VIII berinisial NCA (13) dilaporkan jatuh dari lantai delapan gedung sekolah pada Senin (3/11/2025).
Peristiwa nahas tersebut sempat terekam kamera dan beredar luas di media sosial, salah satunya melalui akun @madam_indonesia. Meski unggahan itu kini sudah dihapus, rekaman yang memperlihatkan momen siswa terjatuh telah lebih dulu menyebar dan menuai perhatian publik.
Banyak warganet, termasuk yang mengaku sebagai alumni Sekolah Pahoa, menyampaikan duka mendalam sekaligus mendesak pihak sekolah untuk mengusut tuntas penyebab kejadian tersebut.
Salah satu akun X (Twitter) bernama @fapperswagger, yang mengaku alumni, mengunggah pesan broadcast resmi dari pihak sekolah yang berisi pernyataan duka cita atas meninggalnya NCA. Dalam pesan tersebut, pihak sekolah menyampaikan belasungkawa mendalam dan mengajak seluruh keluarga besar Pahoa untuk tidak memperbincangkan hal-hal yang dapat memperdalam duka.
“Kepergian N akan menjadi duka mendalam bagi keluarga dan seluruh komunitas sekolah. Para Laoshi dan pihak sekolah merasa kehilangan atas peristiwa ini. Semoga Tuhan memberi penghiburan dan kekuatan bagi setiap hati yang berduka,” tulis pernyataan resmi sekolah.
Namun, beberapa alumni menilai pesan tersebut mengandung kejanggalan, khususnya pada kalimat yang meminta orang tua tidak menanyakan hal ini kepada anak-anak mereka.
“Justru harus ditanya! Jika anak menjadi korban, selidiki lebih lanjut. Orang tua bisa membantu,” tulis akun @fapperswagger menanggapi isi broadcast itu.
Beredar pula kesaksian dari sejumlah alumni yang menyebut bahwa korban diduga mengalami bullying sebelum insiden terjadi. Namun, hingga kini, informasi tersebut masih bersifat dugaan dan belum dikonfirmasi secara resmi.
Menanggapi berbagai spekulasi, pihak Sekolah Pahoa mengeluarkan surat resmi bernomor 0006/DA/PAHOA/XI/2025, yang ditandatangani oleh Direktur Akademik Lia Soleman dan Direktur Nonakademik Yohani Christi.
Dalam surat tersebut, pihak sekolah menjelaskan bahwa tim sekolah langsung bertindak cepat membawa korban ke rumah sakit terdekat. Namun karena keterbatasan fasilitas, keluarga meminta agar korban dipindahkan ke RS Siloam.
“Saat ini insiden sudah ditangani pihak Kepolisian untuk melakukan investigasi agar dapat menelusuri penyebabnya. Kami berharap masyarakat dan orang tua tidak berspekulasi sebelum hasil penyelidikan keluar,” tulis pihak sekolah.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Wira Graha Setiawan membenarkan adanya laporan terkait insiden tersebut.
“Kami telah melakukan olah TKP, mengamankan rekaman CCTV, dan memeriksa sejumlah saksi. Saat ini penyelidikan masih berlangsung,” ungkap AKP Wira kepada awak media.
Pihak kepolisian juga menegaskan bahwa mereka belum bisa memastikan apakah insiden ini terkait kasus bullying atau bukan, karena masih menunggu hasil penyelidikan mendalam.
Tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban, rekan-rekan sekolah, serta komunitas pendidikan di Tangerang. Banyak pihak berharap kasus ini dapat diusut secara transparan agar kejadian serupa tidak terulang di lingkungan sekolah manapun.



































