Tidak hanya punya histori, Bir Jawa juga punya beragam khasiat bagi peminumnya, diantaranya untuk menjaga kesegaran tubuh, memperlancar peredaran darah serta menghangatkan tubuh.
Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20 atau First Meeting of G20 Education Working Group (EdWG) 2022 pada pertengahan Maret lalu berlangsung di Yogyakarta.
Pada pertemuan tersebut, para delegasi G20 EdWG menikmati jamuan makan malam ala bangsawan Keraton Yogyakarta yang disebut Ladosan Dhahar Kembul Bujana.
Pilihan makanan dalam set menu Ladosan Dhahar Kembul Bujana dimulai dari makanan pembuka (appetizer) hingga makanan penutup (dessert) yang menjadi menu favorit para Sultan, mulai dari Sri Sultan Hamengkubuwono VII hingga IX. Bir Jawa menjadi salah satu menu yang disajikan.
Sebanyak 11 menu dihidangkan untuk para delegasi G20, yaitu Bir Jawa, Roti Jok Semur Ayam, Ledre Pisang, Salad Mentimun, Nasi Pandan Wangi, Dendeng Age, Sapitan Lidah, Zwaart Zuur (Bebek Asam Hitam), Lombok Kethok Sandung Lamur, Setup Pakis Taji, dan Rondo Topo dengan Saus Karamel.
Dinamakan bir jawa, karena seduhan rempah-rempah ini mirip bir. Komposisinya yaitu jahe,jeruk nipis, cengkeh,kapulaga, kayu manis, alang-alang dan gula batu. Disamping itu, bir jawa punya sejarah pada masa pergerakan Kemerdekaan di tanah Jawa. Kala itu Bir Jawa digunakan sebagi a;at diplomasi Istana Jogjakarta. Alkisah, pihak Istana Jogjakarta selalu impor bir untuk menerima tamu dari pihak Belanda. Namun, bir Belanda cenderung mahal, sehingga istana memproduksi dan menyiapkan tempat khusus penyimpanan bir. Istana memproduksi Bir Jawa yang berasal dari rempah-rempah. Lants minuman bir yang dikenal beralkohol disulap menjadi minuman yang tidak memabukan.