Kurikulum Multi-Entry, Multi-Exit (MEME) kini menjadi kurikulum resmi yang digunakan di Sekolah Rakyat dan ditetapkan langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti. Kurikulum ini dirancang untuk menjawab kebutuhan pendidikan yang lebih fleksibel, terutama bagi murid yang datang dari latar belakang dan jalur pendidikan yang beragam. Melalui MEME, pengaturan mata pelajaran dan waktu belajar tidak lagi kaku, melainkan dapat diatur sesuai kebutuhan program, kondisi murid, maupun karakter komunitas sekitar.
Salah satu landasan penting Kurikulum MEME adalah pendekatan pembelajaran tuntas atau mastery learning, di mana kurikulum disusun secara tailor-made, yakni dirancang khusus mengikuti tujuan program dan profil peserta didik. Murid bisa masuk dan keluar program sesuai kebutuhan pribadi, sosial, atau pekerjaan, berbeda dengan pola sekolah reguler yang biasanya menuntut masuk dan lulus pada tahun yang sama. Dengan demikian, Sekolah Rakyat diberi ruang untuk mengelola pembelajaran secara lebih lentur sekaligus tetap terarah.
Secara substansi, MEME memuat tujuh prinsip utama: fleksibilitas, kontekstual dan relevan, modularitas, pengakuan capaian pembelajaran, berkeunggulan, berkemajuan dan berkelanjutan melalui sistem kredit semester, serta berkeadilan. Fleksibilitas memberi peluang murid belajar dengan cara dan tempo yang paling efektif bagi mereka, sementara prinsip kontekstual menuntut materi dekat dengan kehidupan dan kebutuhan lokal. Melalui modularitas, pembelajaran dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil dengan capaian yang jelas, sehingga memudahkan pemetaan kompetensi. Setiap capaian belajar yang sudah diperoleh murid dapat diakui dan diakumulasi menjadi kompetensi yang sah secara administratif dalam bentuk sertifikat atau ijazah.
Prinsip berkeunggulan menekankan bahwa setiap murid didorong mencapai kemampuan optimal sesuai bakat dan minat, bukan dipaksakan seragam. Penerapan pola mirip sistem SKS membuat murid dapat mengambil muatan belajar lebih cepat atau lebih sedikit tanpa terhambat teman seangkatannya. Sementara prinsip berkeadilan memastikan setiap peserta didik memperoleh perlakuan sesuai kapasitas belajar masing-masing dan prest



































