Prinsip utma Kurikulum Merdeka adalah berorientasi pada murid dengan memprioritaskan tumbuh kembang anak secara utuh, mementingkan pengembangan kompetensi dan karakter murid.
Kurikulum Merdeka memudahkan dan mendorong guru untuk berorientasi pada murid, misalnya berfokus pada materi esensial, ajdi materi tiap mata pelajaran lebih sedikit sehingga guru tiak perlu terburu-buru dalam mengajar. Guru bisa menggunakan metode yang lebih interaktif, lebih mendalam dan lebih menyenangkan.
Berikut yang disampaikan oleh beberapa Guru tentang Kurikulum Merdeka :
Yenni Puspandari Guru Penggerak angkatan 3 SMP Negeri 1 Prambanan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah
“Sudah sering disampaikan oleh Kemendikbudristek bahwa Bapak dan Ibu Guru tidak perlu bingung karena pemerintah sudah memfasilitasi dengan aplikasi Merdeka Mengajar. Dari aplikasi tersebut bisa berselancar, membaca, menggali referensi terkait modul ajar. Formatnya tidak perlu sama, disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, konteks isi disesuaikan dengan kurikulum yang diterapkan.”
Muhammad Nasir, Kepala Sekolah SMP Negeri 7 Makassar, Sulawesi Selatan
“Pembelajaran dilakukan sesuai karakter dan kemampuan murid. Hal ini membuat hubungan antara guru dan murid menjadi lebih dekat. Murid dibawa ke lingkungan sekitar secara nyata sesuai dengan tema proyek dan didampingi guru yang tergabung dengan tim fasisliator proyek.”
Surpamin Setto, Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara
“Ada guru yang mengajar mengatakan bahwa materi sudah habis. Sebetulnya jangan berbicara materi sudah habis, tetapi bagaimana cara guru itu sendiri mengembangkan target untuk siswa berkembang secara holistik