Jakarta, 9 Desember 2025 – Program Makan Bergizi Gratis adalah salah satu dari sedikit program yang memiliki dampak ganda yakni meningkatkan kualitas layanan pendidikan sekaligus menciptakan fondasi kesehatan fisik dan kognitif bagi jutaan anak Indonesia. Program ini bukan sekadar bantuan makanan, melainkan juga investasi peradaban untuk menyiapkan Generasi Emas 2045 yang cerdas, sehat, dan berdaya saing global.
Tercatat, saat ini sebanyak 12.211.238 peserta didik di 96.358 satuan pendidikan telah menjadi penerima manfaat program MBG. “Kami ucapkan terima kasih kepada advokator-advokator ulung kita di UPT seluruh Indonesia, karena hingga saat ini sebanyak 14.821 sekolah telah terimbas program pendampingan dan edukasi Program Prioritas ini,” tutur Gogot.
Peran kita, di bawah Ditjen PAUD Dikdasmen adalah memastikan program ini terintegrasi penuh ke dalam ekosistem pendidikan, terutama melalui Penguatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Ini berarti, MBG harus bertransisi dari sekadar pemberian makanan menjadi pembelajaran terapan gizi dan gaya hidup sehat yang berkelanjutan.
Sementara itu, dalam laporannya, Direktur SMP, Maulani Mega Hapsari menambahkan, “Kegiatan ini diselenggarakan sebagai langkah kritis untuk merefleksikan capaian, mengevaluasi proses, dan merancang strategi pendampingan ke depan, agar implementasi MBG di daerah berjalan optimal.”
Lebih lanjut, Direktur Mega menjelaskan bahwa pelaksanaan Rapat Koordinasi ini didasari oleh urgensi program prioritas nasional dan juga sesuai dengan amanat yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Rakor UPT Protas MBG Tahun 2025. Pertama, Urgensi Nasional. Program MBG adalah bagian integral dari upaya penguatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan penanggulangan masalah gizi di kalangan peserta didik. Unit Pelaksana Teknis (UPT) di seluruh Indonesia memiliki tanggung jawab langsung untuk memastikan program ini terintegrasi dengan baik ke dalam ekosistem sekolah.
“Kinerja UPT sebagai penggerak dan innovator di daerah diukur dari seberapa efektif tim di lapangan mampu mengadvokasi pemda dan mendampingi sekolah dalam menjalankan MBG,” jelas Mega.




































