Dalam Forum Pendidikan Dunia Tahun 2015 yang diselenggarakan di Korea Selatan, Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic and Development, disingkat OECD) melaporkan bahwa negara-negara Asia menempati lima besar dalam peringkat sekolah berprestasi, namun tidak termasuk Indonesia yang menempati urutan 10 terbawah.
Guru memiliki peran penting dalam memotivasi peserta didik untuk belajar, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menggunakan pendekatan yang komperehensif serta progresif agar guru bisa memotivasi rasa ingin tahu peserta didik dan memicu mereka untuk berpikir kritis. Dalam pengembangan pembelajaran ini, guru harus mampu memilih dan memanfaatkan bahan ajar yang ada secermat mungkin.
Guru harus mendorong peserta didik untuk mampu membaca buku-buku yang berkualitas, karena membaca sejalan dengan proses berpikir kritis yang memungkinkan peserta didik untuk menjadi kreatif dan berdaya cipta. Atas kondisi itulah, dibutuhkan, suatu terobosan serius dan strategi yang kreatif dalam memberikan pelayanan pendidikan literasi yang berkualitas.
Untuk menyelaraskan pemahaman tentang literasi, kita membutuhkan sebuah petunjuk teknis yang dapat menjadi rujukan pelaksanaan kegiatan literasi di SLB. Pedoman Gerakan Literasi Sekolah di SLB ini diharapkan dapat memberi arah bagi tercapainya peningkatan kapasitas sekolah sebagai wadah pengembangan literasi yang sesuai dengan tumbuh kembang peserta didik yang sangat beragam.
Anda dapat mengunduh Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Luar Biasa melalui tautan dibawah ini.