Menteri Nadiem sempat mengatakan pada saat pandemi kekhawatiran learning loss sangat tinggi. Sehingga siswa menjadi tidak bisa berinteraksi sosial layaknya tatap muka. Namun dengan mengdepankan teknologi dan digital platform, apakah itu tidak akan menghilangkan sisi sosial dari pertumbuhan jiwa siswa, akan menjadikan siswa semakin individual? Sementara dunia kerja menurut kerja tim dan interkasi interpersonal.
Pada Merdeja Barat 9 (@fmb9.id) yang dilakukan beberapa waktu lalu terdapat gelar wicara ” Pendidikan Berkualitas dalam menghadapi Masa Depan dunia Kerja”. Dirjen Iwan mengungkap bahwa Kemendikbudristek telah berupaya untuk mengembalikan anak-anak ke sekolah. hal tersebut tentu bertaut dengan kebijakan dari masing-masing pemerintah daerah.
Iwan Syahril mwmandang dampak learning loss lebih parah untuk kelompok-kelompok yang lebih rentan. Hal tersebut menjadi pembahasan dan perhatian di Education Working group G20.
Terkait teknologi, mas Dirjen memandang teknologi memiliki batasan tertentu, meski tak menampik bahwa teknologi dapat mengakselerasi banyak hal.
Perihal interaksi interpesonal, merupkan hal yang sangat penting “Ensessi menjadi manusia adalah interaksi ” tutur Dirjen GTK Iwan Syahril.
Maka pembelajaran tatap muka (PTM) yang menghadirkan interaksi interpersonal, seperti antara guru dan murid, murid dengan guru, terus didorong dan dianjurkan oleh Kemendikbudristek.