YOGYAKARTA โ Universitas Gadjah Mada (UGM) mencatat sejarah baru setelah Prof. Nurul Indarti, Sivilokonom., Cand.Merc., Ph.D., secara resmi dikukuhkan sebagai Guru Besar Perempuan pertama di bidang Manajemen pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM. Pengukuhan tersebut berlangsung pada 27 Agustus 2024 di Balai Senat UGM dan menandai tonggak penting dalam representasi perempuan di jajaran akademik tertinggi di fakultas tersebut.
Dengan gelar ini, Nurul tidak hanya menjadi profesor perempuan pertama di Program Studi Manajemen, tetapi juga satu-satunya guru besar aktif perempuan di FEB UGM setelah wafatnya Prof. Dr. Sri Adiningsih, guru besar perempuan sebelumnya di bidang Ekonomi.
Prof. Nurul mengungkapkan rasa syukur atas pengukuhan yang diterimanya pada usia relatif muda, yakni 48 tahun. Ia menyatakan bahwa gelar guru besar bukan sekadar pencapaian pribadi, namun merupakan amanah akademik yang harus dijalankan dengan tanggung jawab besar dalam pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Dalam pidato pengukuhannya yang berjudul โMelihat Kewirausahaan dari Pinggiran: Perspektif Etnis, Perempuan, dan Sosialโ, Prof. Nurul menekankan pentingnya melihat kewirausahaan dari sudut yang sering terpinggirkan, seperti kelompok etnis minoritas, perempuan, dan masyarakat berstatus sosial rendah. Menurutnya, kelompok ini sering menghadapi hambatan struktural dan budaya yang membatasi akses terhadap peluang usaha. Pendekatan semacam ini, kata dia, perlu masuk ke dalam kurikulum pendidikan tinggi agar praktik kewirausahaan lebih inklusif dan relevan.
Nurul juga aktif mengembangkan kurikulum kewirausahaan di UGM. Ia memperkenalkan mata kuliah kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib di program sarjana Manajemen sejak 2004 dan konsentrasi kewirausahaan di program Magister Manajemen pada 2011. Selain itu, ia terlibat dalam inisiasi kurikulum keberlanjutan pada program Master in Sustainability Development and Management (MASUDEM).
Perjalanan akademik Prof. Nurul tidak selalu mulus. Ia sempat mengalami tantangan di awal kuliahnya, termasuk mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rendah di semester pertama. Namun dengan tekad dan kerja keras, ia berhasil menyelesaikan pendidikan S1 dengan predikat cum laude dan kemudian meraih gelar master dan doktor dari perguruan tinggi di Norwegia dan Belanda.
Dengan prestasi ini, Prof. Nurul Indarti menjadi inspirasi penting bagi generasi akademisi perempuan dan menunjukkan bahwa kontribusi perempuan di dunia akademik, khususnya di bidang manajemen, terus berkembang signifikan di kampus-kampus besar Indonesia seperti UGM.







































