Teknologi memegang peranan sebagai enabler dan akselerator untuk memastikan transformasi tepat guna sesuai kebutuhan pengguna, skalabel, dan berkelanjutan.
Transformasi pendidikan yang ingin disampaikan yakni perubahan yang terjadi di kalangan guru Indonesia, menjadi lebih berorientasi pada perkembangan murid, dan akses inklusif yang dapat mendukung kemandirian dalam mengembangkan diri.
Perubahan yang terjadi di tingkat sekolah, sekolah yang berpihak pada kebutuhan murid, kolaboratif dengan berbagai pihak, dan pengambilan keputusan yang berbasis data.
“Kita semua sudah tahu bahwa Indonesia mengalami krisis pembelajaran. Ini sudah kita alami dalam 20 tahun terakhir, dalam anngka tes PISA yaitu tes Internasional yang mengetes literasi, numerasi dan Sains, tidak ada peningkatan yang signifikan dalam 10-15 tahun terakhir dan 70% siswa usia 15 tahun kita ada dibawah kompetensi minimum untuk membaca dan untuk matematika, ini makanya kita harus menyebut ini suatu krisis. Dan suatu krisis membutuhkan solusi-solusi yang luar biasa untuk bisa mengejar ketertinggalan kita.”
Nadiem Makarim
Fakta 1 : Arahan dari Presiden Jokowi untuk memanfaatkan teknologi untuk dapat memecahkan keterbasan akses, kualitas dan pemerataan pendidikan.
Fakta 2 : Pentingnya gotong royong dan peran aktif dari semua pemangku kependidikan dan teknologi bisa jadi sarana untuk memudahkan interaksi antar pihak.
Fakta 3 : Perlu skala besar akselerasi untuk mendukung merdeka belajar sebagai terobosan dan solusi dari Kemendikbudristek dalam membaca peluang berubah dan keluar dari xona nyaman, bertransformasi untuk peningkatan kualitas pendidikan Indonesia.
Teknologi ada salah satu solusi dan akselerasi peningkatan kualitas pendidikan.
Kemendikbudristke Ri telah melakukan riset untuk mencari apa masalah sesunngguhnya dari pendidikan Indonesia, temuannya dijadikan pijakan untuk mercancang dan meluncurkan ekosistem teknologi pendidikan sebagai akselerator transformasi yang diinginkan.