Universitas Brawijaya (UB) bersiap menjadi salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki pusat perbelanjaan sendiri. Kampus di Kota Malang itu akan menjadi pengelola Transmart MX Malang melalui badan usaha milik universitas, PT Brawijaya Multi Usaha (BMU).
Dikutip dari Radar Malang, pihak Universitas Brawijaya telah menjalin komunikasi dengan pemilik Transmart, Chairul Tanjung, beserta jajaran manajemen lainnya terkait rencana kerja sama pengelolaan mal tersebut. Dalam kerja sama ini, Transmart MX Malang direncanakan akan dikembangkan menjadi mal berbasis pendidikan dengan mahasiswa sebagai sasaran utama pasar.
Tidak hanya itu, UB juga membuka peluang agar mahasiswa dapat berpartisipasi langsung sebagai tenant di dalam mal. Skema ini diharapkan mampu menjadi ruang pembelajaran kewirausahaan sekaligus wadah pengembangan bisnis bagi mahasiswa.
Direktur Utama PT Brawijaya Multi Usaha, Edi Purwanto, menyampaikan optimisme terhadap rencana pengelolaan tersebut. Ia menilai UB memiliki captive market hingga 70 persen dari total mahasiswa, ditambah lokasi Transmart MX Malang yang strategis karena berada dekat dengan kawasan kampus dan di tengah kota.
โDengan jumlah mahasiswa yang besar serta lokasi yang sangat strategis, kami optimistis mal ini bisa dikelola secara berkelanjutan dan memberi nilai tambah bagi civitas akademika,โ ujar Edi Purwanto.
Meski demikian, Edi menjelaskan bahwa skema kerja sama pengelolaan masih dalam tahap perencanaan. Implementasi kerja sama tersebut diperkirakan baru akan direalisasikan pada pertengahan tahun 2026.
Sebagai perbandingan, langkah UB ini menyusul sejumlah perguruan tinggi lain yang lebih dulu terlibat dalam pengelolaan pusat perbelanjaan dan gaya hidup. Institut Pertanian Bogor (IPB) tercatat menjadi bagian dari konsorsium pengelola Botani Square, sementara Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) sebagai pusat aktivitas komersial dan kreatif.
Selain itu, Bina Nusantara (Binus) juga dikabarkan turut serta dalam pembangunan Mal 23 Semarang yang disinyalir akan mulai beroperasi pada tahun depan. Fenomena ini menunjukkan tren baru perguruan tinggi yang tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga mengembangkan ekosistem bisnis dan kewirausahaan berbasis kampus.











































