Nurmala, guru kelas 6 di SD negeri Tirtajaya, Karawang, menjelaskan bahwa A, siswa yang diduga membully NER hingga membuat tangannya patah, memang dikenal usil pada teman-teman perempuannya. Ia menyebut A sebagai anak yang superaktif dan sering merasa senang saat menjahili teman sekelasnya. Meski begitu, A jarang bergaul dengan teman laki-laki dan lebih banyak berada di dalam kelas.
Ia juga menyoroti sikap orang tua A yang kerap membela anaknya meski melakukan kesalahan. Menurutnya, hal ini membuat perilaku A terhadap teman-temannya menjadi kurang baik. Dalam hal prestasi, A pun tidak menonjol, berbeda dengan NER yang sering meraih juara di berbagai lomba tingkat kabupaten dan aktif mengikuti les.
Pihak sekolah sebenarnya telah mencoba memediasi kedua keluarga bersama PGRI dan Korwil. Namun, keluarga korban memilih menempuh jalur hukum karena menilai tidak ada itikad baik dari keluarga terduga pelaku. Orang tua A pun berpendapat bahwa kejadian tersebut tidak terjadi pada jam sekolah, sehingga keputusan akhir berada di tangan keluarga korban.




































