🧩 1. Sesuaikan dengan Gaya Belajar Digital
- Gunakan media interaktif seperti video, animasi, atau aplikasi edukasi.
- Batasi screen time, tetapi manfaatkan teknologi sebagai alat belajar, bukan sekadar hiburan.
📚 2. Kombinasikan Belajar Online & Offline
- Seimbangkan belajar digital dengan aktivitas nyata: membaca buku cetak, eksperimen sains sederhana, atau menggambar.
- Hal ini menjaga fokus sekaligus melatih keterampilan motorik dan kreativitas.
⏳ 3. Terapkan Belajar dengan Sesi Singkat
- Konsentrasi anak Gen Alpha cenderung pendek. Gunakan pola belajar 15–25 menit diselingi istirahat singkat.
- Teknik Pomodoro cocok untuk melatih fokus mereka.
🎯 4. Fokus pada Project-Based Learning
- Anak Gen Alpha lebih suka praktik daripada teori panjang.
- Ajak mereka membuat proyek kecil: misalnya vlog sains, membuat poster, atau eksperimen rumah tangga.
🤝 5. Dorong Kolaborasi & Diskusi
- Latih anak untuk bekerja sama dengan teman sebaya, baik di sekolah maupun lewat platform digital.
- Diskusi membuat mereka berani berpendapat dan berpikir kritis.
🌱 6. Tanamkan Nilai & Kedisiplinan
- Buat jadwal belajar yang konsisten (misalnya sore 1–2 jam).
- Sertakan tanggung jawab kecil, seperti merapikan buku setelah belajar.
🏃 7. Seimbangkan dengan Aktivitas Fisik
- Jangan biarkan anak terlalu lama duduk dengan gadget.
- Ajak olahraga ringan, main di luar rumah, atau aktivitas seni agar tubuh dan otak seimbang.
💡 8. Libatkan Orang Tua Secara Aktif
- Orang tua perlu jadi fasilitator, bukan hanya pengawas.
- Dampingi anak, tanyakan pendapat mereka, dan berikan apresiasi saat mereka berhasil menyelesaikan tugas.