Mirisss…..
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang paling akrab dengan teknologi. Mereka tumbuh di tengah perkembangan pesat dunia digital—mulai dari media sosial, game online, hingga platform keuangan digital. Dengan kemampuan beradaptasi yang cepat terhadap perubahan teknologi, Gen Z sering disebut sebagai generasi paling “melek digital”. Namun, di balik kecanggihan itu, muncul fenomena yang mencemaskan: banyak anak muda justru terjebak dalam praktik judi online (judol).
Judi online kini menjadi ancaman nyata di kalangan remaja dan mahasiswa. Akses yang mudah, promosi yang menarik, serta iming-iming “untung cepat” membuat banyak anak muda tergoda mencoba. Awalnya mungkin hanya iseng atau sekadar mengikuti tren teman, tetapi lambat laun bisa berujung pada kecanduan. Beberapa bahkan rela menghabiskan uang jajan, pinjaman online, hingga tabungan untuk terus bermain, tanpa sadar telah terjebak dalam lingkaran yang merugikan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa melek teknologi belum tentu berarti bijak dalam teknologi. Literasi digital tidak hanya soal kemampuan menggunakan perangkat atau aplikasi, tetapi juga tentang memahami dampak sosial, psikologis, dan hukum dari aktivitas di dunia maya. Sayangnya, aspek inilah yang masih sering diabaikan oleh banyak anak muda. Mereka tahu cara mengakses informasi, tetapi tidak selalu mampu memilah mana yang bermanfaat dan mana yang berisiko.
Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat sangat penting dalam menumbuhkan kesadaran digital yang sehat. Orang tua perlu terlibat aktif dalam mendampingi anak menggunakan internet, sementara lembaga pendidikan harus lebih gencar menanamkan pendidikan literasi digital dan etika online. Pemerintah pun perlu memperkuat regulasi dan pengawasan terhadap situs maupun aplikasi yang mengandung unsur perjudian agar tidak mudah diakses.
Teknologi sejatinya adalah alat, bukan ancaman. Di tangan generasi muda yang cerdas dan bertanggung jawab, teknologi bisa menjadi sarana belajar, berkreasi, bahkan membuka peluang ekonomi baru. Namun, tanpa kontrol diri dan pemahaman etis, teknologi justru bisa menjadi jebakan yang berbahaya. Sudah saatnya Gen Z bukan hanya melek teknologi, tetapi juga melek moral digital — agar kemajuan tidak berujung pada kerugian.