Lokakarya membaca adalah sebuah metode pengajaran yang berfokus pada intruksi membaca secara interaktif untuk mneingkatkan minat dan keterampilan literasi di mana siswa memilih bacaan mereka sendiri dan berdiskusi tentangnya.

Dalam upaya meningkatkan budaya literasi di sekolah, para pendidik kini mulai menerapkan lokakarya membaca sebagai metode pembelajaran yang lebih interaktif dan menyenangkan bagi siswa.
Lokakarya membaca atau reading workshop merupakan metode pengajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan belajar. Dalam kegiatan ini, siswa diberi kesempatan memilih sendiri bahan bacaan yang diminati, kemudian berdiskusi, menulis refleksi, dan berbagi pemahaman dengan teman sekelas.
Tujuan utama metode ini adalah menumbuhkan kecintaan terhadap membaca, bukan hanya sekadar meningkatkan kemampuan memahami teks. Melalui kebebasan memilih bacaan, siswa merasa lebih terlibat, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing proses pemahaman dan diskusi.
Kegiatan lokakarya membaca biasanya mencakup tiga tahap utama:
- Mini Lesson – Guru memberikan pengantar singkat tentang strategi membaca, seperti cara menemukan ide utama atau memahami karakter dalam cerita.
- Independent Reading – Siswa membaca buku pilihan mereka secara mandiri dalam suasana tenang dan fokus.
- Sharing Session – Siswa berbagi hasil bacaannya, berdiskusi, dan memberikan tanggapan terhadap teman lainnya.
Menurut sejumlah pendidik, metode ini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan literasi, berpikir kritis, dan rasa percaya diri siswa. Mereka tidak hanya belajar memahami teks, tetapi juga mengasah kemampuan berkomunikasi dan berargumentasi.
“Lokakarya membaca membantu siswa mencintai buku dan belajar dari pengalaman membaca, bukan hanya dari tugas wajib,” ujar salah satu guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 5 Bandung.
Pemerintah melalui berbagai program literasi nasional juga mendorong penerapan metode pembelajaran seperti lokakarya membaca. Hal ini sejalan dengan misi Kurikulum Merdeka, yang menekankan pentingnya pembelajaran berbasis minat dan kebutuhan individu siswa.
Dengan penerapan lokakarya membaca di lebih banyak sekolah, diharapkan budaya literasi di Indonesia semakin tumbuh kuat, dan siswa mampu menjadi pembaca aktif, kritis, serta kreatif dalam memahami dunia melalui teks.























