Pengertian Puisi Rakyat
Dikutip dari buku Mengenal Lebih Dekat Puisi Rakyat, puisi rakyat adalah karya sastra yang di dalamnya terdapat beberapa jenis bait dan juga baris. Menggunakan kata yang indah dengan berdasarkan tema yang dibahas oleh penulis puisi tersebut.
Kata-kata dari teks puisi rakyat memiliki makna yang kuat, juga memiliki perasaan dan emosi yang ingin disampaikan oleh penulis pada sebuah teks puisi rakyat.
Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang dilihat dari segi beragam bentuk, terdiri atas beberapa kalimat yang ada, berdasarkan panjang/pendek suku kata, lemahnya tekanan suara atau berdasarkan irama.
Ciri-ciri Puisi Rakyat
Berikut ciri-ciri puisi rakyat, yaitu:
Pengarang puisi rakyat biasanya tak dikenal namanya.
Disampaikan lewat mulut ke mulut atau disebut sastra lisan.
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima
Adapun aturan-aturan penulisan dalam puisi rakyat, yaitu:
Jumlah kata dalam 1 baris
Jumlah baris dalam 1 bait
Persajakan (rima)
Banyak suku kata tiap baris
Irama
Jenis-jenis Puisi Rakyat
Mengutip dari laman Kemdikbud, terdapat 3 jenis puisi rakyat yaitu gurindam, pantun, dan syair. Berikut penjelasannya:
1. Gurindam
Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula mula” atau “perumpamaan”. Gurindam erat kaitannya dengan nilai agama dan moral.
Gurindam memiliki ciri khas penulisan dengan satu bait terdiri atas dua baris, setiap baris memiliki jumlah suku kata sekitar 10-14 kata, memiliki rima A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
Memiliki satu kesatuan yang utuh, dengan baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian, dan baris kedua adalah jawaban atau isi dari gurindam. Isi gurindam tersebut biasanya berisi nasihat, kata-kata mutiara, atau filosofi hidup
2. Pantun
Pantun adalah jenis puisi lama yang mempunyai ciri khas, yaitu terdapat sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama yang berkaitan dengan alam, sedangkan dua baris terakhir merupakan isi dan merupakan tujuan pantun tersebut.
Adapun ciri-ciri dari pantun yaitu, tiap baik terdiri dari 4 baris atau 4 larik, tiap baris terdiri dari 4-12 suku kata, baris pertama adalah sampiran dan baris kedua adalah isi, rima akhir tiap baris adalah a-b-a-b.
3. Syair
Syair berasal dari persia yang dibawa masuk ke nusantara, bersamaan dengan masuknya islam ke Indonesia. Syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”.
Syair mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab.
Ciri-ciri syair yaitu, setiap bait terdiri dari empat baris, setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata, bersajak a-a-a-a, semua baris adalah isi, dan bahasa yang digunakan biasanya kiasan.
Contoh Puisi Rakyat
Berikut contoh masing-masing puisi rakyat pada gurindam, pantun, dan syair:
Contoh Gurindam
Fikir dahulu sebelum berkata,
Supaya terelak silang sengketa.
Apabila anak tidak dilatih,
Jika besar bapaknya letih.
Apabila orang mudah mencatat,
Pekerjaan itu membuat sesat.
Contoh Pantun
Buah rambusa masak sebuah,
kalau dimakan manis rasanya
Nona yang berbaju merah,
sudahkah ada yang punya?
Pagi-pagi makan kuaci,
jangan dimakan dengan kulitnya.
Bagaimana pula kau ini,
satu tambah satu masa tak bisa.
Elok rupanya kumbang janti,
dibawah itik pulanglah petang.
Tidak terkata besar hati,
melihat ibu sudah datang.
Contoh Syair
Dengarkan tuan kisah bermula
Citranya ratu dahulu kala
Saban dari batara kala
Negeri besar tidak bercela
Nama negerinya Cempaka Jajar
Tahta kerajaan amatlah besar
Tidak terbilang rakyat dan laskar
Segenap negeri kedengaran khabar
Berapa banyak menteri dimati
Takluk kepada ratu yang sakti
Datang menghadap tidak berhenti
Sebilang tahun menghantar upeti
Beberapa raja-raja yang bermahkota
Nunduk hidmat ke bawah tahta
Menghantarkan putrinya emas dan harta
Sekalianlah di bawah titah Sang Nata.