Jakarta — Di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi, kemampuan literasi menjadi keterampilan yang sangat penting dimiliki masyarakat, terutama generasi muda. Literasi di era sekarang tidak hanya berarti kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan memahami, menganalisis, serta menggunakan informasi secara bijak dan kritis.
Kementerian Pendidikan dan para pemerhati pendidikan menilai bahwa literasi merupakan pondasi utama membangun generasi yang cerdas, kritis, dan berkarakter. Dalam kehidupan modern yang dipenuhi oleh informasi digital, kemampuan literasi menjadi benteng untuk menghadapi penyebaran hoaks dan disinformasi.
“Anak-anak kita harus dibekali kemampuan literasi yang kuat agar mampu memilah informasi, berpikir logis, dan mengambil keputusan yang tepat,” ujar salah satu pengamat pendidikan.
Selain itu, literasi juga berperan penting dalam mendukung kemajuan pendidikan dan karier. Individu dengan literasi tinggi lebih mudah memahami konsep baru, menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, dan berinovasi dalam pekerjaan.
Tidak hanya itu, literasi kini berkembang menjadi berbagai bentuk seperti literasi digital, literasi media, dan literasi data. Ketiganya sangat dibutuhkan agar masyarakat mampu beradaptasi dengan teknologi, menggunakan media secara positif, dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi palsu.
Dengan meningkatkan budaya literasi sejak dini, baik di sekolah maupun di rumah, diharapkan lahir generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam berpikir dan bertanggung jawab dalam bertindak.