Skor PISA Indonesia kembali menjadi sorotan setelah hasil 2022 menunjukkan kemampuan literasi membaca, numerasi, dan sains siswa berada pada level yang masih rendah dan cenderung menurun dibandingkan capaian terbaik di tahun-tahun sebelumnya. Staf Ahli Kemendikdasmen Moch Abduh mengingatkan bahwa tanpa perbaikan serius, Indonesia berpotensi bukan hanya tertinggal dari Vietnam, tetapi juga berisiko disalip Myanmar, Kamboja, hingga Timor Leste dalam hal kualitas pendidikan. Data PISA menggambarkan persoalan mendasar: sekitar 75 persen siswa usia 15 tahun belum mencapai standar minimum membaca, sementara sekitar 82 persen masih lemah dalam matematika, sehingga kesulitan memahami gagasan utama teks panjang maupun mengaplikasikan konsep numerik dalam situasi sehari-hari. Di sisi lain, kenaikan peringkat Indonesia pada laporan PISA 2022 dinilai tidak mencerminkan peningkatan kualitas, karena lebih dipengaruhi absennya beberapa negara akibat pandemi, sementara tren skor nasional sendiri justru menurun dan proses pembelajaran di kelas masih banyak berfokus pada target kurikulum dan ujian, bukan kebutuhan belajar peserta didik.


































