mewujudkan sekolah yang aman dan nyaman dimulai dari upaya bersama untuk mencegah perundungan. Perundungan bukan sekadar kenakalan biasa, perundungan adalah tindakan yang mengganggu, menyakiti, atau menekan seseorang secara berulang, baik secara fisik maupun secara psikis. Dampaknya bisa mengikis rasa percaya diri murid, menghambat proses belajar mereka, bahkan merusak hubungan antarsesama di sekolah.
Di sinilah peran guru Bimbingan dan Konseling (BK) menjadi sangat penting. Guru BK bukan hanya hadir ketika masalah sudah terjadi, tetapi juga menjadi pihak yang bisa mencegahnya. Melalui pendekatan yang hangat, pendampingan yang konsisten, serta strategi yang tepat, guru BK dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan nyaman bagi murid.
Dengan “7 Jurus BK Hebat”, guru BK dapat membangun budaya sekolah yang saling menghargai, menguatkan, dan meminimalisir perundungan, sehingga setiap murid dapat merasa aman menjadi dirinya sendiri dan tumbuh dengan penuh percaya diri.
Yuk, simak lebih lengkap langkah-langkahnya melalui grafis di atas. Langkah mana yang sudah Ibu dan Bapak Guru lakukan di sekolah?
Mengapa Perundungan harus dicegah?
Perundungan adalah tindakan mengganggu, mengusik atau menyakiti orang lain secara berulang kali, baik dalam bentuk fisik maupun psikis.
Peran guru BK bukan hanya menangani setelah terjadi tapi mencegah sejak awal.
Jurus 1 Kenali Potensi
– Guru BK dan Guru Wali aktif mengenali minat bakat, latar belakang emosional siswa.
– Dengan Mengenali, murid merasa dipahami, bukan hanya sebagai” pelaku” atau ” korban”.
– Ketika murid tahu kelemahan dirinya, maka dapat mengurangi risiko perundungan, baik sebagai pelaku maupun korban.
Jurus 2 Kelola Emosi
– Murid belajar mengenali dan mengatur emosinya: marah, kecewa, sedih.
– Guru BK bersama guru mapel, wali kelas dan guru wali mengajak latihan SEL(Sel Emotional Learning) sehingga murid punya ruang untuk berbicara dan merasa aman.
– Bila emosi dikelola baik > lebih sedikit konflik interpersonal>risiko perundungan menurun.
Jurus 3 Tumbuhkan Resiliensi
– Anak hebat bukan yang tak pernah gagal, tapi yang bisa bangkit.
– Guru BK dan guru wali mendampingi siswa menghadapi tantangan(termasuk pengalaman perundungan) dengan pola pikir “belajar”, bukan “hukuman”
– Dengan resiliensi yang kuat, murid korban perundungan punya kepercayaan diri untuk melapor. Pelaku pun bisa dikembangkan ke arah positif
Jurus 4 Jaga Konsistensi
– Penerapan kebiasaan Positif di sekolah : toleransi,empati, kejujuran dan menghargai
– Guru BK dan guru wali mendorong kebiasaan ini lewat program harian/mingguan, misal”minggu empati”, “sesi berbagi”
– Jika konsistensi menciptakan kultur sekolah yang jelas, maka perundungan menjadi tidak”normal”
Jurus 5 Jalin Koneksi
– Koneksi hangat antara guru BK dengan murid menumbuhkan pesan bahwa “kamu bisa bicara”
– Hubungan empati membuat murid merasa didengar, bukan dihakimi
– Komunikasi terbuka membuat murid merasa aman untuk melapor bila ada perundungan dan pelaku punya ruang untuk diperbaiki
Jurus 6 Bangun Kolaborasi
– Perundungan bukan hanya masalah murid secara individu, tetapi butuh kolaborasi sekolah, orang tua dan komunitas.
– Guru BK dan kepala sekolah memfasilitasi kolaborasi bersama guru kelas dan guru ampel
– Kolaborasi memperkuat sistem pencegahan dengan pengawasan silang, program bersama, budaya sekolah ramah
Jurus 7 Menata Situasi
– Sebelum murid bisa belajar dengan baik, mereka harus merasa aman dan diterima
– Guru BK bersama kepala sekolah dan pemangku kepentingan lainnya turut memastikan lingkungan sekolah bebas perundungan fisik maupun psikis
– Lingkungan yang menggembirakan dan inklusif membuat murid lebih bahagia, sehingga lebih sedikit perilaku agresif atau tersisih
























