Keberadaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memiliki sejumlah manfaat untuk membantu pekerjaan manusia. beragam jenis tools AI ketika ini sudah mampu diakses, baik secara gratis ataupun berbayar.
Meski begitu, AI permanen mempunyai kekurangan serta kelebihan bagaikan dua sisi mata uang. di satu sisi AI punya poly manfaat, namun pada sisi lain AI bisa menyebabkan ancaman bagi insan pula humanisme.
Hal tersebut dibenarkan oleh pengajar besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Ridi Ferdiana. beliau menyampaikan bahwa kehadiran AI mampu membuat manusia menjadi semakin kreatif dan produktif.
tapi, Ridi mengingatkan warga jua untuk berhati-hati. sebab, AI mampu menyebabkan ancaman besar Bila pembuatnya menyebarkan varian baru AI yang menyalahi etika.
“AI jadi berbahaya saat ada orang pintar yang paham AI dan membentuk varian baru AI yg menyalahi etika, mirip terkait privasi, seperti perubahan muka, serta sebagainya. Itu bahaya yg paling mengerikan,” terangnya, dikutip dari page UGM.
Ridi berkata, perlu terdapat counter measure buat mengatasi persoalan yang bisa disebabkan asal penggunaan AI. contohnya yakni para peneliti AI mengidentifikasi defleksi yang bisa terjadi. lalu, aturan buat bertanggung jawab soal AI direkomendasikan hingga dinaungi payung aturan.
Bila aturan sudah menaungi penggunaan AI, sambung Ridi, maka penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dapat ditindak secara aturan sesegera mungkin.
“Begitu terdapat skenario menyimpang dan belum ada aturan ya dibebaskan. Jadi, kebayangkan penyalahgunaannya jadi harus terdapat counter measure serta ditutup aturan,” kentara Dosen Departemen Teknik elektronik dan Teknologi gosip UGM tadi.
Lebih jauh lagi, Ridi berkata perkembangan AI yang relatif pesat dan bersifat terbuka ini mampu disiasati agar tidak salah penggunaannya. salah satu caranya artinya menggunakan membatasi akses AI atau izin terutama di penggunaan AI face recognition.
“Ke depan, AI mirip kepemilikan senjata api yg wajib berizin. buat AI yang sifatnya terbuka/umum , silakan digunakan. tetapi, AI spesifik yg berpotensi mengalami kelalaian mekanismenya, akan ada perizinan. serta ini telah dilakukan,” tuturnya.
Walau sebelumnya Ridi mengatakan sisi bahaya AI, namun menurutnya kemunculan AI di dunia pendidikan mampu sebagai titik transformasi bagi pendidik. Menurutnya, AI bisa membawa kemajuan, terlebih buat menaikkan produktivitas.
namun, dia berkata, permanen saja yang menjadi persoalan utama artinya global pendidikan saat ini tidak bisa lagi menggunakan pendekatan penilaian secara konvensional. penilaian diubah menggunakan sistem yg tidak dapat dipelajari oleh mesin.