- Mencairnya Lapisan Es
Sebenarnya, fenomena mencairnya lapisan es di daerah kutub, pada dasarnya merupakan fenomena alamiah yang biasa terjadi setiap tahun. Lapisan es meleleh di kutub utara tiap tahun secara alamiah berlangsung antara bulan Juni sampai Agustus. Hal ini terjadi karena pada bulan-bulan tersebut merupakan wilayah Bumi utara sedang mengalami musim panas.
Namun, pada tahun-tahun belakangan ini pencairan es menjadi tidak normal karena bisa terjadi di luar lebih cepat dari waktu everyday (Juni-Agustus) dan dalam jumlah yang besar. Bahkan di tahun 2012, hampir seluruh lapisan es di wilayah Greenland mencair.
Adapun di tahun 2019, lapisan es di Greenland kembali mencair dalam jumlah yang cukup besar, yaitu 2 miliar ton dan terjadi hanya dalam pace sehari. Oleh karena itu, pemanasan worldwide dianggap menjadi salah satu alasan mencairnya lapisan es secara tidak lazim ini.
Dampak dari mencairnya lapisan es dalam jumlah yang besar, mengakibatkan salju es yang memiliki fungsi memantulkan radiasi Matahari kembali ke angkasa, mengalami penurunan karena mencair. Sehingga radiasi Matahari banyak diserap ke dalam tanah dan membuat suhu semakin naik dan memperkuat pemanasan global.
- Iklim Menjadi Tidak Stabil
Iklim yang menjadi tidak stabil telah diungkapkan oleh national Aeronautics and area management (NASA) yang menyatakan bahwa pemanasan international menimbulkan efek perubahan cuaca dan iklim Bumi yang ekstrem. Hal ini dapat dilihat pola curah hujan yang berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat lain.
Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama semakin kuat.
- Perubahan Pola Curah Hujan
Perubahan pola curah hujan akan menyebabkan aliran permukaan dan kelembaban meningkat sehingga mengakibatkan banjir dan gangguan keseimbangan air yang berpengaruh pada kondisi sanitasi dan penyebaran beberapa penyakit.
Kemudian, bersamaan dengan naiknya suhu akan menurunkan aliran permukaan yang menyebabkan penurunan ketersediaan air bersih dan menimbulkan kekeringan serta meningkatkan resiko kualitas air yang jelek sehingga dapat menyebabkan penyakit water and food borne disease, seperti kolera, disentri, tifus, dan wabah penyakit diare.
Kekeringan dan banjir dapat menyebabkan gagal panen yang dapat mengganggu ketersediaan bahan makanan. Ini akan berakibat negatif pada industri makanan karena harga bahan makanan bisa saja meningkat drastis dan pada akhirnya akan menimbulkan penurunan kinerja ekonomi.
- Naiknya Permukaan Air Laut
Mencairnya es di kutub dan berkurang penguapan air ke atmosfer menyebabkan naiknya permukaan laut. Dengan meningkatnya quantity air laut, diperkirakan ada beberapa pulau di wilayah Pasifik akan tenggelam akibat naiknya air laut.
Banjir rob (banjir akibat naiknya air laut ke daratan) di wilayah pesisir pantai akan semakin sering terjadi. Akibatnya, banyak penduduk yang tinggal di wilayah pesisir pantai terpaksa untuk mengungsi ke daerah wilayah lebih tinggi. Selain itu, banjir rob juga berdampak terhadap kehidupan ekonomi.
- Gangguan Ekologi
Perubahan musim dan suhu udara yang lebih tinggi bisa berpengaruh terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan. Spesies tumbuhan dan hewan yang tidak bisa bertahan terhadap perubahan musim dan suhu bisa mengalami kepunahan.
Jika hewan dan tumbuhan ini merupakan sumber bahan makanan bagi manusia atau makhluk hidup lain, ancaman kekurangan pangan dan kelaparan pun mengemuka.
Di satu sisi, beberapa spesies hewan lain yang tidak diharapkan bisa timbul, seperti spesies nyamuk penyebab penyakit bisa saja berkembang lebih baik dengan suhu yang lebih panas. Berkembangnya spesies penyebab penyakit bisa meningkatkan kasus penyakit dan meningkatkan resiko kesehatan dalam masyarakat.
- Kebakaran Hutan
Seiring dengan meningkatnya suhu permukaan Bumi, salah satu dampak dari pemanasan international adalah semakin sering terjadinya gelombang panas udara. Gelombang udara panas ini dapat membuat suhu suatu daerah akan meningkat secara drastis dan bisa menyebabkan terjadinya kebakaran hutan.
Apabila kebakaran hutan sudah terjadi makan akan semakin sulit dipadamkan dan akan berimas pada meningkatnya jumlah karbon dioksida di udara serta kerugian bagi seluruh makhluk hidup.
- Kerusakan Pada Ekosistem Laut
Pada saat suhu air laut terus mengalami kenaikan, maka hal itu akan berdampak buruk bagi ekosistem laut. Setiap ekosistem di laut memiliki batasan suhu best agar bisa bertahan di hidup dan akan menjadi rusak jika air laut terjadi peningkatan suhu. Hal ini dapat mengakibatkan, terumbu karang akan terus menghilang karena tidak tahan dengan air laut yang semakin panas.
Selain itu, kondisi juga makin diperparah ketika karbon dioksida bereaksi dengan air laut dan merubah kadar pH air laut sehingga air laut menjadi lebih asam. Proses peningkatan kadar asam dapat menyebabkan makhluk hidup di laut mati dan mengganggu keseimbangan ekosistem.