Ki Hajar Dewantara memang tersohor sebagai pahlawan pendidikan Indonesia, bahkan ia mendapat julukan sebagai Bapak Pendidikan. Melalui buah pemikirannya, Ki Hajar Dewantara berpendapat jika pendidikan adalah serangkaian proses untuk memanusiakan manusia.
Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Maka dari hal itu, diharapkan seorang peserta didik harus memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya.
Berdasarkan buah pemikirannya, Ki Hajar Dewantara sangat berjasa dalam kemajuan pendidikan dan pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Kita sebagai generasi muda harus bisa menghormati dan menghargai jasa dari perjuangan beliau. Lebih penting lagi, bisa meneladani, mempunyai cita-cita, dan semangat untuk belajar dalam membawa Indonesia lebih baik.
Mengingat momentum Hari Pendidikan Nasional, diharapkan semua pihak dalam institusi pendidikan dapat bersinergi dalam memberikan lingkungan yang sehat dan merdeka terkait proses belajar mengajar di Indonesia.
Hari Kelahiran
Peringtan Hardiknas tiap tanggal 2 Mei berdasar pada hari kelahiran dari sosok KI Hajar Dewantara Lahir di Pakualaman , 2 Mei 1889 sosok kharismatik ini meninggal dunia di Yogyakarta 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Tanggal Kelahirannya di peringati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Nama Asli
Ki Hajar Dewantara sebenarnya bukanlah nama sli dari sosok yang juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Nama aslinya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Mulai 1922 lah namanya di ganti dan di singkat sebagai Soewardi atau KHD.
Semboyan terkenal
“Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso” semboyan Ki Hadjar Dewantara yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang, yang artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri teladan, dan seseorang di tengah kesibukan harus juga membangkitkan atau menggugah semangat, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semnagat kerja dari belakang. Semboyan Tut Wuri Handayani ini kini menjadi slogan dari Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia.
Pendiri Taman Siswa
Ki Hadjar Dewantara mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922, yaitu Nasional Onderwijs Institut Taman Siswa atau Perguruan Nasional Taman siswa. Saat ia berusia 40 Tahun menurut hitungan penanggalan Jawa Ia menggantik namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya.
Diangakt jaid Menteri
Ki Hadjar Dewantara diangkat jadi menteri Pengajaran Indonesia pertama pada kabinet pertama Republik Indonesia. pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan(doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia Universitas Gadah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum,ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya di jadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Kepetusan Presiden RI no. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959)
Ia meninggal dunia di Yogyakarta dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.