Jakarta (Kemenag) — Kementerian Agama kembali menegaskan peran sentralnya dalam menjaga kerukunan sosial sekaligus mendorong pembangunan ekonomi umat. Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan SDM, Ismail Cawidu, menekankan bahwa harmoni sosial merupakan fondasi utama terbentuknya kepercayaan publik, yang secara langsung berdampak pada kelancaran aktivitas ekonomi.
“Kerukunan dan kepercayaan adalah dua elemen yang tidak terpisahkan dari pembangunan ekonomi umat. Ketika masyarakat hidup dalam suasana yang rukun dan harmonis, roda perekonomian akan bergerak lebih cepat,” ujarnya dalam Forum Tematik Bakohumas Kemenag, Selasa (18/11/2025) di Jakarta.
Forum bertema “Peran Kemenag dalam Merawat Harmoni dan Pembangunan Ekonomi Umat” ini menghadirkan sekitar 70 pejabat dan fungsional Humas dari berbagai kementerian/lembaga. Pertemuan tersebut menjadi momen strategis untuk memperkuat narasi tunggal pemerintah terkait kerukunan dan ekonomi umat.
Merawat Kerukunan sebagai Prioritas Utama
Ismail menjelaskan bahwa selama 78 tahun, Kemenag konsisten memperkuat narasi damai, toleran, dan moderat. Kemenag mengusung 10 Kata Kunci Humas, di antaranya Rukun, Harmoni, Moderasi, Transparan, Inklusif, dan Profesional, sebagai pedoman komunikasi publik.
Program Penguatan Moderasi Beragama menjadi napas utama Kemenag dalam memastikan sikap hidup umat yang toleran dan anti-ekstremisme. Selain itu, Kemenag juga memainkan peran penting dalam diplomasi agama global melalui forum-forum internasional seperti R20, World Interfaith Harmony Week PBB, dan Konferensi Menteri Agama OKI.
Harmoni sebagai Kunci Ekonomi Umat
Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad, menegaskan bahwa harmoni sosial adalah modal terbesar dalam mendorong percepatan ekonomi umat. “Ketika harmoni tercipta, kepercayaan publik tumbuh. Inilah kunci penting bagi pergerakan ekonomi,” katanya.
Ia memaparkan empat pilar kerukunan yang diusung Kemenag, yaitu:
- Penguatan Moderasi Beragama
- Memperkuat Relasi Lintas-Umat
- Menjadi Mediator Keadilan Sosial
- Mengembangkan Ekosistem Lembaga Keagamaan yang Sehat & Produktif
Pemberdayaan Ekonomi Umat melalui Zakat dan Wakaf
Kemenag juga fokus pada pengembangan ekosistem lembaga keagamaan yang produktif melalui pemberdayaan zakat dan wakaf. Potensi dana sosial keagamaan seperti zakat, wakaf, diyat, dan hiwalah mencapai Rp1,2 triliun, yang dinilai sebagai kekuatan ekonomi umat yang sangat besar.
Tiga Program Unggulan Kemenag:
1. Program Kota Wakaf
- Dana wakaf uang terhimpun: Rp10,67 miliar
- Sertifikasi tanah wakaf: 17.319 titik
- Dampak ekonomi: Rp6,3 triliun
2. Program Kampung Zakat
- Lokasi: 155 titik
- Dana ZIS tersalurkan: Rp76,69 miliar
- Dampak ekonomi: Rp956,28 miliar
3. Program Pemberdayaan Ekonomi KUA
- Dana tersalurkan: Rp16,1 miliar di 322 lokasi
- Dampak ekonomi: Rp193,2 miliar
Secara total, program zakat dan wakaf Kemenag menciptakan dampak ekonomi kumulatif hingga Rp7,45 triliun.
Inspirasi keberhasilan juga hadir dari penerima manfaat, seperti Suharto dari Joglo Wakaf, yang berhasil membangun usaha produktif melalui program inkubasi wakaf Kemenag.
Sinergi Pemerintah untuk Harmoni dan Ekonomi Inklusif
Staf Ahli Menkominfo Bidang Komunikasi Massa, Molly Prabawati, memberikan apresiasi atas komitmen Kemenag dalam memadukan isu harmoni dan penguatan ekonomi.
“Kehidupan beragama yang rukun adalah prasyarat ekonomi inklusif. Dan ekonomi yang kuat akan meneguhkan kerukunan sosial,” ujarnya.
Kemenag Semakin Berdampak
Forum Tematik Bakohumas Kemenag 2025 tidak hanya memperkuat koordinasi komunikasi pemerintah, tetapi juga menegaskan citra Kemenag sebagai institusi Rukun, Inklusif, Profesional, dan Berdampak. Kemenag membuktikan bahwa harmoni sosial adalah motor penggerak kepercayaan publik dan kesejahteraan ekonomi umat.


































