1. Meniru Lingkungan atau Orang Dewasa
Anak sering meniru apa yang mereka lihat. Jika di rumah atau lingkungan sekitar ada kekerasan, hinaan, atau cara komunikasi kasar, mereka bisa menganggap perilaku itu “normal”.
2. Ingin Diakui atau Dominan
Beberapa anak melakukan bullying untuk:
- Mencari perhatian
- Dianggap keren atau kuat oleh teman-temannya
- Mendapat posisi “pemimpin” dalam kelompok
Biasanya terjadi pada anak yang merasa kurang dihargai di lingkungan lain.
3. Kurangnya Empati
Bullying bisa terjadi karena anak belum mampu memahami perasaan orang lain. Mereka tidak bisa melihat bahwa tindakannya menyakiti.
4. Pernah Menjadi Korban Bullying
Anak yang pernah dibully dapat meniru perilaku tersebut agar tidak lagi menjadi target, atau untuk membalas rasa sakitnya.
5. Masalah Emosi dan Regulasi Diri
Anak yang kesulitan mengelola emosi, mudah marah, impulsif, atau frustasi sering melampiaskan rasa itu ke orang lain.
6. Lingkungan Sekolah yang Tidak Kondusif
Faktor seperti:
- Pengawasan minim
- Tidak ada sanksi jelas
- Budaya mengejek dianggap wajar
bisa membuat bullying tumbuh.
7. Pengaruh Media dan Konten Kekerasan
Game, film, atau konten yang mengagungkan kekerasan dapat membentuk persepsi bahwa agresi adalah hal yang normal.
8. Kurang Kasih Sayang atau Perhatian
Anak yang merasa kurang diperhatikan, kesepian, atau kurang dukungan emosional bisa mengekspresikan perasaan itu lewat perilaku negatif.
9. Ingin Mengontrol Situasi
Anak dengan rasa cemas atau tidak aman kadang membully sebagai cara untuk merasa lebih berkuasa.


































