SEEK, induk perusahaan Jobstreet, melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan kasus penipuan lowongan kerja terbesar di kawasan Asia Pasifik, menyumbang 38 persen dari total kasus di wilayah tersebut. Untuk kawasan Asia saja, angkanya bahkan mencapai 62 persen.
Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan karena penipuan lowongan kerja tidak hanya menimbulkan kerugian finansial tetapi juga berpotensi membuka jalan bagi kejahatan terorganisir seperti TPPO.
Penelitian SEEK periode Juli 2024–Juni 2025 menunjukkan bahwa para pelaku penipuan semakin canggih dan menyesuaikan strategi berdasarkan kondisi tiap negara. Di Indonesia, kategori pekerjaan Administration & Office Support menjadi sasaran terbesar, dengan lebih dari 29 persen iklan palsu.
Peran seperti admin toko online, admin e-commerce, dan data entry menjadi yang paling sering dipalsukan. Para penipu juga memanfaatkan teknologi AI serta menyamar sebagai Jobstreet melalui SMS hingga media sosial.
Modus yang paling umum di Indonesia adalah tawaran kerja paruh waktu seperti memberi “tugas” like atau subscribe konten. Skema biasanya diawali dengan membangun kepercayaan, lalu berlanjut ke permintaan deposit atau top-up yang akhirnya diambil oleh pelaku.


































