Banyak orang mengenal ikan lele sebagai lauk yang gurih dan mudah ditemukan di mana saja. Namun, di balik popularitasnya, ikan lele juga memiliki berbagai mitos yang berkembang di masyarakat. Yuk, kita bedakan antara mitos dan fakta seputar ikan lele!
Mitos 1: Ikan lele hidup di tempat kotor, jadi tidak sehat dimakan.
Fakta:
Lele memang bisa bertahan hidup di air keruh, tetapi bukan berarti beracun atau tidak sehat. Lele budidaya saat ini justru dipelihara di kolam yang dikontrol kualitas air dan pakannya. Daging lele mengandung protein tinggi, omega-3, serta vitamin B12 yang baik untuk tubuh.
Mitos 2: Ikan lele memiliki unsur mistis dan tidak boleh dimakan pada malam hari.
Fakta:
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung hal ini. Ikan lele tidak memiliki kandungan atau sifat khusus yang berubah berdasarkan waktu konsumsi. Anggapan mistis ini biasanya bersumber dari cerita rakyat daerah dan tidak berkaitan dengan kesehatan.
Mitos 3: Lele bisa menyengat dan berbahaya bagi manusia.
Fakta:
Lele memang memiliki patil (duri tajam) di dekat siripnya yang bisa menyebabkan luka jika tidak hati-hati saat memegang. Namun, ini bukan sengatan beracun. Dengan cara memegang yang benar, lele sangat aman ditangani.
Mitos 4: Lele goreng mengandung kolesterol tinggi dan tidak baik untuk diet.
Fakta:
Lele sebenarnya rendah lemak jenuh dan tinggi protein. Yang membuatnya tidak sehat adalah cara pengolahannya — misalnya digoreng berulang kali dengan minyak bekas. Bila dikukus, dipanggang, atau digoreng dengan minyak baru, lele tetap aman dan bergizi.
Ikan lele adalah makanan bergizi tinggi yang aman dikonsumsi jika diolah dengan benar. Jangan mudah percaya pada mitos tanpa dasar ilmiah, ya! Yang terpenting adalah menjaga kebersihan, memilih lele segar, dan mengolahnya secara sehat.


































