Generasi Alpha adalah anak-anak yang lahir mulai tahun 2010 hingga pertengahan 2020, sedang memenuhi ruang kelas di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Mereka tumbuh dalam era digital penuh teknologi, akses informasi tanpa batas dan pola interaksi yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya.
Bagi guru, mendidik Generasi Alpha menghadirkan peluang sekaligus tantangan. Berikut beberapa tantangan utama yang sering dihadapi :
1. Distraksi dari Teknologi
Anak-anak Gen Alpha sudah terbiasa dengan gawai sejak usia dini. Mereka sangat mahir menggunakan tablet, smartphone, hingga AI. Namun, distraksi dari game, media sosial, dan konten hiburan membuat guru perlu kerja ekstra menjaga fokus mereka saat belajar.
2. Rentang Konsentrasi yang Lebih Singkat
Studi menunjukkan bahwa anak-anak yang sering terpapar media digital cenderung memiliki rentang perhatian lebih pendek. Guru dituntut untuk membuat pembelajaran lebih interaktif, singkat, dan variatif agar mereka tetap engaged.
3. Gaya Belajar yang Berbeda
Gen Alpha lebih suka visual, audio, dan pengalaman langsung dibanding hanya membaca teks panjang. Guru harus kreatif menggunakan metode belajar berbasis proyek (project-based learning), gamifikasi, atau eksperimen nyata agar pelajaran terasa relevan.
4. Kebutuhan Literasi Digital dan Etika Online
Anak-anak Gen Alpha cepat menguasai teknologi, tapi belum tentu tahu cara menggunakannya dengan bijak. Guru perlu memberi pembelajaran tentang literasi digital, keamanan siber, serta bagaimana berperilaku sehat di dunia maya.
5. Tantangan Sosial-Emosional
Karena interaksi digital lebih dominan, sebagian anak Gen Alpha menghadapi kesulitan dalam keterampilan sosial, empati, dan komunikasi tatap muka. Guru harus berperan sebagai fasilitator, mengajarkan kolaborasi, toleransi, serta kecerdasan emosional.
6. Ekspektasi Tinggi dari Orang Tua
Orang tua Gen Alpha umumnya lebih melek teknologi dan punya banyak informasi tentang pendidikan. Mereka sering menaruh ekspektasi tinggi terhadap prestasi akademik anak, yang bisa menambah tekanan pada guru sekaligus murid.
































